Live Economic Calendar Powered by Investing.com - The Leading Financial Portal

Rabu, 29 Desember 2010

Cara mengetahui Hadits Dha’if dan Maudhu’

MUQADDIMAH

1. Hadits-Hadits yang diriwayatkan dari Nabi SAW tak semuanya soheh. Ada yang lemah, bahkan ada yang palsu.

2. Antara sebab sesuatu Hadits menjadi lemah, bahkan palsu adalah karena kecacatan perawinya. Di samping ada juga berpuncak dari gugurnya perawi dari sanad Hadits.

3. Cara mengetahui status sesuatu Hadits itu soheh, hasan, lemah atau palsu ialah melalui ilmu rijalul Hadits, (ilmu mengenai perawi-perawi Hadits serta ilmu jarah dan ta'dil (ilmu mengenai kecacatan dan keadilan perawi-perawi Hadits).

4. Mengetahui kesohehan dan kedhaifan sesuatu Hadits adalah perlu supaya kita tidak berhukum dan beramal dengan sesuatu yang tidak thabit dari Nabi SAW.

5. Menurut pendapat Imam Yahya bin Ma'in (wafat 233H), Imam AI-Bukhari (wafat 256H), Imam Muslim (wafat 261H), dan Imam Ibnu Hazm (wafat 456H), tidak boleh beramal sama sekali dengan Hadits dhaif (apa lagi palsu) dalam hukum hakam dan fadhail a'mal (keutamaan-keutamaan amalan).

6. Imam An-Nawawi di dalam Muqaddimah Syarah Sahih Muslim menyifatkan pendapat membolehkan beramal dengan Hadits lemah dalam hukum-hakam adalah tidak benar bahkan sangat keji.

7. Buku ini ditujukan khusus kepada masyarakat awam Islam yang mana sebahagian besar dari mereka menganggap semua Hadits-Hadits Nabi SAW adalah soheh dan boleh diamalkan..

8. Dengan menyadari kedudukan masyarakat Islam yang kurang memahami dan mendalami ilmu Hadits, penulis membentangkan cara yang cukup mudah sebagai penjelasan mengapa satu Hadits itu menjadi lemah bahkan palsu melalui komentar-komentar ulama pengkritik Hadits yang jujur, adil, amanah dan kepercayaan.

9. Mudah-mudahan usaha yang kecil ini mendatangkan kebaikan dan manafaat khususnya kepada masyarakat awam Islam dan diterima di sisiNya sebagai satu amalan soleh yang berpanjangan pahalanya.

10. Akhimya Penulis memohon keampunan yang sebanyak-banyaknya kepada Allah sekiranya terdapat kesalahan dan kesilapan yang mana ia merupakan sifat hamba yang lemah. Kebenaran dan kesempumaan hanyalah milik Allah SWT.


PEMBAHASAN
Hadits 1: Menuntut Ilmu Sampai Ke Negeri China

Maksudnya:

Tuntutlah ilmu walaupun sampai ke Negeri China

1. Periwayat- Periwayat Hadits:
§ Ibnu Adi
§ Abu Nu'aim
§ Ibnul Abdul Bar
§ AI-Khatib AI-Baghdadi

2. Status Hadits : PALSU

3. Sebabnya:
§ Di dalam sanadnya terdapat seorang perawi yang bernama Abu Atikah Tharif bin Salman.
§ Ia telah disepakati akan kelemahannya.
§ Kata Imam AI-Bukhari: Ia seorang yang mungkar Haditsnya.
§ Kata Imam AI-Uqaili : Ia seorang yang ditinggalkan, Haditsnya (matruk)
§ Kata Imam An-Nasai: Ia tidak thiqah(kepercayaan).
§ Kata Imam Ad-Daruqutni dan Imam Ibnu Hajar: Ia lemah.
§ As-Sulaimani menanggapinya lebih dari itu (dengan maksud Abu Atikah ini dikenali sebagai seorang pemalsu Hadits). Ini disebut oleh Imam Ibnu Hajar dalam kitabnya At- Taqrib.
§ Imam Ahmad mengingkari Hadits ini dengan keingkaran yang bersangatan.
§ Kata Imam Ibnu Hibban: Hadits ini bathil, tiada asalnya.
§ Oleh kerana itu Imam Ibnul Jauzi menghukum Hadits ini sebagai palsu.

4. Nota kaki:
§ Perawi mungkar adalah perawi yang melakukan kesalahan yang parah atau pelupa atau jelas kefasikannya. Juga didefinasikan sebagai perawi lemah yang riwayatnya menyalahi perawi yang kepercayaan. Ada pun di sisi Imam AI-Bukhari ia membawa maksud seorang perawi yang tidak halal meriwayatkan Hadits darinya.
§ Perawi matruk adalah perawi yang dituduh berdusta.

(perhatian: Istilah ini akan ditemui oleh pembaca sekelian di dalam Hadits-Hadits yang akan datang).


Hadits 2 : Ramadhan Awalnya Rahmat, Pertengahannya Keampunan, Akhirnya Pembebasan Dari Api Neraka

Maksudnya:

Permulaan bulan Ramadhan itu rahmat, pertengahannya keampunan dan akhimya pembebasan dari neraka.

1. Periwayat-Periwayat Hadits:
§ Ibnu Adi
§ AI-UqaiIi
§ AI-Khatib AI-Baghdadi
§ Ad-DaiIami
§ Ibnu Asakir

2. Status Hadits: SANGAT LEMAH

3. Sebabnya:
Di dalam sanadnya terdapat perawi yang dipertikaikan yaitu;

a) Sallam bin Sawwar
§ Kata Imam Ibnu Adi: Ia seorang yang mungkar Haditsnya.
§ Kata Imam Ibnu Hibban: Ia tidak boleh dijadikan hujjah.
§ Kata Imam Ibnu Hajar: Ia lemah.
§ Kata Imam Az-Zahabi: Ia tidak dikenali dan khabamya mungkar.

b) Maslamah bin As-Shalt
§ Kata Imam Ibnu Adi: Ia tidak ma 'ruf (dikenali).
§ Kata Imam Abu Hatim: Ia seorang yang ditinggalkan Haditsnya (matruk).

4. Keterangan:
§ Hadits ini dengan lafaz yang hampir sama juga diriwayatkan oleh Imam Ibnu Khuzaimah di dalam Sohehnya. Tetapi status Hadits tersebut adalah lemah, karana di dalam sanadnya ada seorang perawi bernama Ali bin Zaid bin Jud' an.
§ Kata Imam Abu Zur'ah : Ia tidak kuat, waham(keliru) dan melakukan kesalahan.
§ Kata Imam Ibnu Ma'in : Ia tidak dapat dijadikan hujjah.
§ Kata Imam An-Nasai dan Imam Ibnu Hajar : Ia lemah
§ Kata Imam Abu Hatim: Tidak boleh berhujjah dengannya.

5. Kesimpulannya:
Kedua-dua Hadits ini tidak dapat menguatkan antara satu sama lain karena kecacatan perawi-perawinya terlalu nyata dan ketara.

Hadits 3: Membaca Surah Yaasin Ke Atas Orang Yang Akan Mati

Maksudnya:
Bacalah ke atas orang akan mati dikalangan kamu Surah Yaasin

1. Periwayat-Periwayat Hadits:
§ Ahmad
§ Abu Daud
§ Ibnu Majah
§ AI-Hakim
§ AI-Baihaqi
§ At- Thabarani
§ Ibnu Abi Syaibah

2. Status Hadits: LEMAH

3. Sebabnya:
§ Di dalam sanadnya terdapat dua orang perawi yang tidak dikenali (majhul) yaitu Abu Uthman dan bapanya
§ Kata Imam Ad-Daruqutni:
· Hadits ini lemah sanadnya, tidak dikenali matannya (lafaz Hadits)
· Tiada sah satu Hadits pun dalam bab ini. (yakni yang bersumber dari Nabi SAW).

4. Keterangan:
§ Paling utama ialah beramal dengan sunnah Nabi SAW dengan mengajar orang yang hampir mati dengan LaillahaillAllah
§ Sabda Nabi SAW dalam Hadits riwayat Ahmad, Muslim,Abu Daud, At-Tirmizi, An-Nasai, Ibnu Majah, AI-Baihaqi, Ibnu Hibban, Ibnu Abi Syaibah, maksudnya:

Ajarkanlah orang yang akan mati dikalangan kamu dengan Laillaha illAllah

Tidak ada komentar: