Live Economic Calendar Powered by Investing.com - The Leading Financial Portal

Jumat, 31 Desember 2010

Ikan Lele Bermutasi Jadi Pemangsa Manusia


Seekor goonch berukuran 1,8 meter dan berat 75,5 kilogram berhasil ditangkap.

VIVAnews - Sejak tahun 1998 hingga 2007, tiga orang lenyap tenggelam mendadak di Great Kali River, sungai yang melintang di perbatasan antara Nepal dan India utara. Hal ini sangat aneh karena kawasan itu bukanlah habitat buaya dan predator air lain.

Terakhir, dari saksi mata yang melihat kejadian, seorang anak terlihat diseret ke dalam air oleh sesuatu yang tampak seperti babi berukuran panjang. Setelah itu, korban tidak pernah terlihat lagi, hidup atau mati. Demikian pula sisa-sisa tubuh ataupun pakaiannya.

Kasus-kasus itu memicu Jeremy Wade, biolog asal Inggris untuk mengamati apa yang ada di dalam sungai tersebut. Pasalnya, serangan hanya terjadi di kawasan tertentu, sepanjang sekitar 6 sampai 8 kilometer. Kawasan itu, menurut keterangan penduduk, merupakan kawasan di mana mereka biasa melarungkan jasad saudara-saudara mereka yang telah meninggal setelah dibakar.

Setelah meneliti menggunakan alat pengukur kedalaman, ia memastikan tidak ada lubang ditemukan, artinya serangan tidak diakibatkan oleh turbulensi yang terjadi di air.

Benar saja, tak lama setelah itu, dari jarak sekitar 1 kilometer dari serangan terakhir, seekor kerbau yang sedang minum di sungai yang hanya memiliki kedalaman 1 meter diserang dan diseret oleh sesuatu dari dalam air.

“Apapun yang mampu menyeret kerbau sebesar itu pasti memiliki ukuran dan bobot seberat 90 sampai 140 kilogram,” ucap Wade, seperti dikutip dari Discovery, 29 Desember 2010.

Dalam penelitian bawah air, Wade menemukan goonch catfish, serupa ikan lele yang memiliki panjang satu meter. Namun ikan itu gagal ditangkap. Penelitian lebih lanjut, diketahui bahwa terdapat beberapa kelompok goonch dan enam di antaranya berukuran sebesar manusia.

Setelah gagal menangkap ikan itu dengan alat pemancing, Wade coba memancing pemunculan ikan itu menggunakan seonggok kayu bakar dan disusun seolah-olah merupakan bekas kremasi jasad orang meninggal. Ternyata sukses.

Seekor goonch berukuran panjang 1,8 meter dan berbobot 75,5 kilogram, atau 3 kali lebih berat dibanding goonch lainnya berhasil ditangkap. Ikan ini diperkirakan cukup besar dan kuat untuk memakan seorang anak kecil, namun tak cukup besar untuk menyeret dan menyantap seekor kerbau.

Dari keterangan penduduk, Wade menyimpulkan bahwa ‘ikan lele’ itu telah bermutasi menjadi berselera terhadap daging manusia. Ikan juga tumbuh menjadi raksasa setelah terus mengonsumsi daging setengah matang sisa-sisa jasad manusia yang dilarungkan dan tenggelam di dasar sungai.

MENU DO'A-DO'A HAJI

________________________________________
HAJI
Niat Haji

Labbaika allaahumma hajjaa
________________________________________
Aku sambut panggilan-Mu ya Allah untuk berhaji.

Niat Umrah

Labbaika allaahumma 'umratan.
________________________________________
Aku sambut panggilan-Mu ya Allah untuk ber-umrah.

Talbyah

Labbaika allaahumma labbaik. labbaika laa syariikalaka labbaik. innalhamda wanni' mata laka wal mulka laa syariikalak.
________________________________________
aku datang memenuhi panggilan-Mu ya Allah aku datang memenuhi panggilan-Mu. Tidak ada sekutu bagi-Mu, ya Allah aku penuhi panggilan-Mu. Sesungguhnya segala puji dan nikmat adalah milik-Mu semata- mata. Segenap kekuasaan milik-Mu. Tidak ada sekutu bagi-Mu.

Sesudah Talbiyah

Allaahumma shalli 'alaa muhammadin wa 'alaa aali muhammad.
________________________________________
Ya Allah berilah ke-sejahteraan atas Muhammad dan keluarganya.


Sesudah Shalawat

Allaahumma innaa nas'aluka ridhaaka waljannata wa na'uudzubika min sakhatika wannaar. rabbanaa aatinaa fiddun-yaa hasanah wa fil'aakhirati hasanah waqinaa 'adzaabannaar.
________________________________________
Ya Allah, sesungguhnya kami memohon keridhaan dan surga-Mu, kami berlindung pada-Mu dari murka-Mu dan neraka. Wahai Tuhan kami, karuniailah kami kebajikan di dunia, kebajikan pula di akhirat dan peliharalah kami dari siksa neraka.

Masuk Makkah

Allaahumma haadzaa haramuka wa amnuka faharrim lahmii wa damii wa sya'rii wa basyarii 'alannaari wa aaminnii min 'adzaabika yauma tab'atsu 'ibaadaka waj'alnii min auliyaa'ika wa ahli thaa'atika.
________________________________________
Ya Allah, kota ini adalah Tanah Haram-Mu dan tempat yang aman. Maka hindarkanlah daging, darah, rambut, bulu dan kulitku dari neraka. Amankanlah aku dari siksa-Mu pada hari Engkau membangkitkan kembali hamba- hamba-Mu. Masukkanlah aku ke dalam golongan aulia-Mu dan ahli tha'at pada-Mu.

Masuk Masjidil Haram

Allaahumma anntassalaamu wa mingkassalaamu wa 'alaika ya'uudussalaamu fahayyinaa rabbanaa bissalaami wa adkhilnaljannata daarassalaam tabaarakta rabbanaa wa ta'aalaita yaa dzaljalaali wal'ikraam. allaahummaftahlii abwaaba rahmatika wa maghfiratika wa adkhilnii fiihaa bismillaahi walhamdu lillaahi washshalaatu wassalaamu 'alaa rasuulillaah.
________________________________________
Ya Allah, Engkau sumber keselamatan dan dari-Mu datangnya keselamatan, dan kepada-Mu kembali segala keselamatan. Maka hidupkan kami, wahai Tuhan dengan penuh keselamatan. Dan masukkan kami ke dalam sorga tempat keselamatan, Maha berkah Engkau, wahai Tuhan kami, dan Maha Tinggi Engkau, wahai dzat yang Maha Agung dan Maha Mulia. Ya Allah, bukakanlah untukku pintu rahmat dan ampunan, serta masukkanlah aku ke dalam ampunan-Mu. Dengan nama Allah dan segala puji bagi Allah shalawat dan salam untuk Rasulullah.


Melihat Ka'bah

Allaahumma zid haadzalbaita tasyriifan wa ta'zhiiman wa takriiman wa mahaabatan wazid mansyarrafahu wa karramahu mimman hajjahu awi'tamarahu tasyriifan wa ta'zhiiman wa takriiman wa birraa.
________________________________________
Ya Allah, tambahkanlah kemuliaan, kehormatan, keagungan dan kehebatan pada Baitullah ini, dan tambahkanlah pula pada orang-orang yang memuliakan, menghormati dan mengagungkannya di antara mereka yang berhaji atau yang ber-umrah padanya dengan kemuliaan, kebesaran, kehormatan dan kebaikan.

Makam Ibrahim

rabbi adkhilnii mudkhala shidqiwwa akhrijnii mukhraja shidqiwwaj'allii milladungka sulthaanannashiiraa wa qul jaa'alhaqqu wa zahaqalbaathilu innalbaathila kaana zahuuqaa.
________________________________________
Ya Tuhanku, masukkanlah aku secara masuk yang benar, dan keluarkanlah aku secara keluar yang benar. Dan berikanlah padaku dari sisi Engkau kekuasaan yang menolong. Dan katakanlah: "Yang benar telah datang dan yang bathil telah lenyap. Sesungguhnya yang bathil itu adalah sesuatu yang pasti lenyap.


Memulai Thawaf

Bismillaahi allaahu akbar.
________________________________________
Dengan nama Allah, Allah Yang Maha Besar.

Thawaf-1

Subhaanallaahi walhamdu lillaahi wa laa ilaaha illallaahu wallaahu akbar, wa laa haula wa laa quwwata illaa billaahil'aliyyil'az hiim, washshalaatu wassalaamu 'alaa rasuulillaahi shallallaahu 'alaihi wa sallam. allaahumma ilmaanambika wa tashdiiqambikitaabik a wa wafaa'ambi'ahdika wattibaa'allisunnati nabiyyika muhammadin shallallaahu 'alaihi wa sallam. allaahumma innii as'alukal'afwa wal'aafiyata walmu'aafataddaa'ima ta fiddiini waddun- yaa wal'aakhirati walfauza biljannati wannajaata minannaar.
________________________________________
Maha Suci Allah. Segala puji bagi Allah. Tidak ada Tuhan yang disembah selain Allah. Allah Maha Besar. Tidak ada daya dan kekuatan selain dengan kuasa Allah yang Maha Tinggi dan Maha Agung. Shalawat dan salam pada Rasulullah saw. Ya Allah, aku thawaf ini karena beriman kepada-Mu, membenarkan Kitab-Mu dan memenuhi janji- Mu dan mengikuti sunnah Nabi-Mu Muhammad saw. Ya Allah, sesungguhnya aku mohon kepada-Mu keampunan, kesehatan dan kesejahteraan yang kekal dalam menjalankan Agama, di dunia dan di akhirat, menang memperoleh surga dan lulus terhindar dari neraka.

Thawaf-2

Allaahumma inna haadzalbaita baituka walharama haramuka wal'amna amnuka wal'abda 'abduka wa ana 'abduka wabnu 'abdika wa haadzaa maqaamul'aa'idi bika minannaar. faharrim luhuumanaa wa basyaratanaa 'alannaar. allaahumma habbib ilainal'iimaana wa zayyinhu fii quluubinaa wa karrih ilainalkufra walfusuuqa wal'ishyaana waj'alnaa minarraasyidiin. allaahumma qinii 'adzaabaka yauma tab'atsu 'ibaadak. allaahummarzuqnil- jannata bighairi hisaab.
________________________________________
Ya Allah, sesungguhnya Bait ini rumah-Mu, Tanah mulya ini tanah haram-Mu, negeri aman ini negeri-Mu, hamba ini hamba-Mu, dan aku hamba-Mu anak dari hamba-Mu, dan tempat ini adalah tempat orang berlindung pada-Mu dari neraka, maka peliharalah daging dan kulit kami dari neraka. Ya Allah, cintakanlah kami pada iman dan hiaskanlah di hati kami, bencikanlah kami pada perbuatan kufur, fasiq, ma'siat dan durhaka serta masukkanlah kami ini dalam golongan orang yang mendapat petunjuk. Ya Allah, peliharalah aku dari adzab-Mu di hari Engkau kelak membangkitkan hamba- hamba-Mu, Ya Allah, anugerahilah aku surga tanpa dihisab.





Thawaf-3

Allaahumma innii a'uudzubika minasysyakki wasysyirki wasysyiqaaqi wannifaaqi wa suu'il'akhlaaqi wa suu'ilmanzhari walmungqalabi filmaali wal'ahli walwalad. allaahumma innii as'aluka ridhaaka waljannata wa a'uudzubika min sakhathika wannaar. allaahumma innii a'uudzubika min fitnatilqabri wa a'uudzubika min fitnatilmahyaa walmamaat.
________________________________________
Ya Allah, aku berlindung pada-Mu daripada syak was- was, syirik, cerai berai, muka dua, buruk budi pekerti, buruk pandangan dan salah urus terhadap harta benda dan keluarga. Ya Allah, sesungguhnya aku mohon pada-Mu keridhaan-Mu dan aku berlindung pada-Mu, daripada murka-Mu dan neraka. Ya Allah, aku berlindung pada-Mu dari fitnah kubur serta dari fitnah kehidupan dan derita kematian.

Thawaf-4

Allaahummaj'alhu hajjammabruuraa wa sa'yammasykuuraa wa dzambammaghfuuraa wa 'amalan shaalihammaqbuulaa wa tijaaratallantabuura. yaa 'aalima maa fishshuduuri akhrijnii yaa allaahu minazhzhulumaati ilannuur. allaahumma innii as'aluka muujibaati rahmatika wa 'azaa'ima maghfiratika wassalaamata mingkulli itsmin wal- ghaniimata mingkulli birrin walfauza biljannati wannajaata minannaar. rabbi qanni'nii bimaa razaqtanii wa baariklii fiimaa a'thaitanii wakhluf 'alayya kulla ghaa'ibatillii mingka bikhaiir.
________________________________________
Ya Allah, jadikanlah hajiku ini haji mabrur, sa'i yang diterima, dosa yang diampuni dan amal saleh yang dikabulkan dan perdagangan yang tidak akan mengalami rugi selamanya. Wahai Tuhan Yang Maha Mengetahui apa-apa yang terkandung dalam dada. Keluarkanlah aku dari kegelapan ke cahaya yang terang-benderang. Ya Allah, aku mohon pada-Mu segala hal yang mendatangkan rahmat-Mu, dan segala ampunan-Mu selamat dari segala dosa dan beruntung dengan mendapat rupa- rupa kebaikan, beruntung memperoleh surga, terhindar dari neraka. Tuhanku anugerahilah aku sifat hemat terhadap rizki-Mu, berkatilah aku atas semua apa yang Engkau anugerahkan apa yang aku luput daripadanya dengan kebajikan dari- Mu.

Thawaf-5

Allaahumma azhillanii tahta zhillin 'arsyika yauma laa zhilla illaa zhilluka wa laa baaqiya illaa wajhuka wasqinii min haudhi nabiyyika muhammadin shallallaahu 'alaihi wa sallama syurbatan hanii'atammarii'atan laa azhma'u ba'da haa abadaa. allaahumma innii as'aluka min khairi maa sa'alaka minhu nabiyyuka muhammadun shallallaahu 'alaihi wa sallam wa a'uudzubika min syarri masta'aadzaka minhu nabiyyuka muhammadun shallallaahu 'alaihi wa sallam. allaahumma inni as'alukaljannata wa na'iimahaa wa maa yuqarribunii ilaihaa mingqaulin au fi'lin au 'amalin wa a'uudzubika minannaari wa maa yuqarribunii ilaihaa mingqaulin au fi'lin au 'amalin wa a'uudzubika minannaari wa maa yuqarribunii ilaihaa mingqaulin au fi'lin au 'amalin.
________________________________________
Ya Allah, lindungilah aku di bawah naungan arasy- Mu pada hari yang tidak ada naungan selain dari naungan- Mu dan tidak ada yang tinggal kekal selain dari wajah-Mu. Dan berilah aku minuman dari telaga Nabi Muhammad saw. dengan suatu minuman yang lezat nyaman, sesudah itu aku tidak akan haus untuk selamanya. Ya Allah, aku mohon pada-Mu kebaikan yang diminta oleh Nabi-Mu, Muhammad saw. dan aku berlindung pada-Mu dari kejahatan yang diminta perlindungan- Mu daripadanya oleh Nabi-Mu Muhammad saw. Ya Allah, aku mohon pada- Mu surga serta ni'matnya dan apa pun yang dapat mendekatkan kepadanya, baik pembicaraan, perbuatan ataupun amal dan aku berlindung pada-Mu dari padaku kepadanya baik ucapan perbuatan ataupun amal.

Thawaf-6

Allaahumma inna laka 'alayya huquuqan katsiiratan fiimaa bainii wa bainaka wa huquuqangkatsiiratan fiimaa bainii wa baina khalqik. allaahumma maa kaana laka minhaa faghfirhu lii wa maa kaana likhalqika fatahammalahu 'annii waghninii bihalaalika 'an haraamika wa bithaa'atika 'amma'shiyatika wa bifadhlika 'amman siwaaka yaa waasi'almaghfirah. allaahumma inna baitaka 'azhiimun wa wajhaka kariim wa anta yaa allaahu haliimungkariim 'azhiimun tuhibbul'afwa fa'fu 'annii.
________________________________________
Ya Allah, sesungguhnya Engkau memberi beberapa kewajiban pada diriku, yang terletak di antaraku dengan Engkau dan kewajiban- kewajiban yang ada padaku dengan makhluk-Mu. Ya Allah, apa pun hak-Mu padaku, ampunilah bagiku dan apa pun yang menjadi hak makhluk-Mu, hapuskanlah daripadaku. Cukupkanlah aku dengan rizqi-Mu yang halal daripada yang haram, dan dengan berbuat tha'at pada- Mu dari pada berbuat durhaka dan dengan ni'mat kelebihan-Mu daripada mengharapkan orang lain selain daripada Engkau saja, wahai Tuhan Yang Maha Pengampun dan Engkau Maha Bijak yang sangat suka memberi ampunan, maka ampunilah aku.

Thawaf-7

Allaahumma innii as'aluka iimaanangkaamilaa wayaqiinan shaadiqaa warizqan waasi'aa wa qalban khaasyi'aa walisaanan dzaakiraa wa halaalan thayyibaa wa taubatan nashuuhaa wa taubatangqablalmaut wa raahatan 'indalmaut wa maghfiratan wa rahmatamba'dalmaut wal'afwa 'indalhisaab walfauza biljannati wannajaata minannaar birahmatika yaa 'aziizu yaa ghaffaar. rabbi zidnii 'ilman walhiqnii bishshaalihiin.
________________________________________
Ya Allah, aku mohon pada-Mu iman yang sempurna, keyakinan yang benar, rizqi yang luas, hati yang khusyu', lidah yang selalu berdzikir (menyebut nama Allah), rizqi yang halal yang baik, taubat nasuha taubat sebelum mati, ketenangan ketika hendak mati (sekaratil maut), keampunan dan ketenangan sesudah mati, keampunan ketika dihisab, beruntung memperoleh surga dan terhindar dari neraka dengan rahmat kasih sayang-Mu, wahai Tuhan Yang Maha Tinggi, Yang Maha Pengampun. Tuhanku, tambahilah aku, dengan ilmu pengetahuan dan masukkanlah aku ke dalam golongan Orang-orang yang aneh.

Sebelum Hajar Aswad

Hajarabbanaa aatinaa fiddun- yaa hasanah wa fil'aakhirati hasanah wa qinaa 'adzaabannaar. wa adkhilnaljannata ma'al'abraar yaa 'aziizu yaa ghaffaaru yaa rabbal'aalamiin.
________________________________________
Ya Allah, berilah kami di dunia dan di akhirat kebaikan dan hindarkanlah kami dari siksa api neraka. Dan masukkanlah kami ke dalam surga bersama orang-orang yang berbuat baik, wahai Tuhan Yang Maha Mulia, Maha Pengampun dan Tuhan yang menguasai seluruh alam.

Di Multazam

Allaahumma yaa rabbalbaitil'atiiqi a'tiq riqaabanaa wa riqaaba aabaa'inaa wa ummahaatinaa wa ikhwaaninaa wa aulaadinaa minannaar yaa dzaljuudi walkarami walfadhli walmanni wal'athaa'i wal'ihsaan. allaahumma ahsin 'aaqibatanaa fil'umuuri kullihaa wa ajirnaa min khizyiddun-yaa wa 'adzaabil'aakhirah. allaahumma inni 'abduka wabnu 'abdika waaqifun tahta baabika multazimumbi'a'taabi ka mutadzallilumbaina yadaika arjuu rahmataka wa akhsyaa 'adzaabaka yaa qadiimal'ihsaan. allaahumma innii as'aluka antarfa'a dzikrii wa tadha'a wizrii wa tushliha amrii wa tuthahhira qalbii wa tunawwira lii fii qabrii wa tughfiralii dzambii wa as'alukaddarajaatil' ulaa minaljannah.
________________________________________
Ya Allah, yang memelihara Ka'bah ini, merdekakanlah diri kami, bapak dan ibu kami, saudara-saudara dan anak- anak kami dari siksa neraka, wahai Tuhan Yang Maha Pemurah, Yang mempunyai keutamaan, kelebihan, anugerah dan kebaikan. Ya Allah, baikkanlah kesudahan segenap urusan kami dan jauhkanlah dari kehampaan dan kehinaan di dunia dan siksa di akhirat. Ya Allah, sesungguhnya aku adalah hamba-Mu, anak dari hamba-Mu tegak berdiri di bawah pintu Ka'bah- Mu menundukkan diri di hadapan-Mu sambil mengharapkan rahmat- Mu, kasih-sayang-Mu, aku takut akan siksa- Mu, wahai Tuhan, Yang Maha Dulu empunya segala kebaikan. Ya Allah, aku mohon pada- Mu agar Engkau tinggikan namaku, hapuskan dosaku, perbaiki segala urusanku, bersihkan hatiku, berilah cahaya kelak dalam kuburku. Berilah ampunan dosaku dan aku mohon pada-Mu martabat yang tinggi di dalam surga.

Sesudah Sholat di makam Ibrahim

Allaahumma innaka ta'lamu sirrii wa 'alaa niatii faqbal ma'dziratii wa ta'lamu haajatii fa'thinii su'lii wa ta'lamu maa fii nafsii faghfirlii dzunuubii. allaahumma innii as'aluka iimaanan daa'imayyubaasyiru qalbii wa yaqiinan shaadiqan hattaa a'lama annahu laa yushiibunii illaa maa katabtahu 'alayya wa radhdhinii bimaa qassamtahu lii yaa arhamarraahimiin. anta waliyyi fiddun- yaa wal'aakhirati tawaffanii musliman walhiqnii bishshaalihiin. allaahumma laa tada' lanaa fii maqaaminaa haadzaa dzamban illa ghafartahu wa laa hamman illa farajtahu wa laa haajatan illaa qadhaitahaa wa yassartahaa fayassir umuuranaa wasyrah shuduuranaa wa nawwir quluubanaa wakhtim bishshaalihaati a'maalinaa. allaahumma tawaffanaa muslimiina wa ahyinaa muslimiina wa alhiqnaa bishshaalihiina ghaira khazaayaa wa laa maftuuniin.
________________________________________
Ya Allah, sesungguhnya Engkau Maha Mengetahui rahasiaku yang tersembunyi dan yang terang, terimalah permintaan ampunku, Engkau Maha Mengetahui keperluanku kabulkanlah permohonanku. Engkau Maha Mengetahui apa pun yang terkandung dalam hatiku, dan ampunilah dosaku. Ya Allah, aku ini mohon pada-Mu iman yang kekal yang melekat terus di hati, keyakinan yang sungguh-sungguh sehingga aku dapat mengetahui bahwa tiada sesuatu yang menimpa daku selalu dari yang telah Engkau tetapkan bagiku ridhailah aku terhadap apapun yang Engkau bagikan padaku. Ya Allah Yang Maha Pengasih lebih dari segenap orang yang berhati kasih sayang, Engkau adalah Pelindungku di dunia dan di akhirat. Matikanlah aku dalam keadaan Muslim dan masukkanlah aku dalam golongan orang- orang yang saleh. Ya Allah, janganlah Engkau biarkan di tempat kami ini suatu dosa pun kecuali Engkau ampunkan, tiada suatu kesusahan hati kecuali Engkau lapangkan tiada suatu hajat keperluan kecuali Engkau penuhi dan mudahkan, maka mudahkanlah segenap urusan kami dan lapangkanlah dada kami, terangilah hati kami dan sudahilah sekalian urusan kami dengan baik. Ya Allah matikanlah kami dalam keadaan Muslim, hidupkanlah kami dalam Islam dan masukkanlah kami ke dalam golongan orang- orang yang tanpa kehampaan dan fitnah.



Sesudah sholat di Hijir Ismail

Allaahumma anta rabbi laa ilaaha illaa anta khalaqtanii wa ana 'abduka wa ana 'alaa 'ahdika wa wa'dika mastatha'tu. a'uudzubika min syarri maa shana'tu abuu'ulaka bini'matika 'alayya wa abuu'u bidzambii faghfirlii fa'innahu laa yaghfirudzdzunuuba illaa anta. allaahumma innii as'aluka min khairi maa sa'alaka bihii 'ibaadukashshaalihuu na wa a'uudzubika min syarri masta'aadzaka minhu 'ibaadukashshaalihuu n.
________________________________________
Ya Allah, Engkaulah Pemeliharaku, tiada Tuhan selain Engkau, yang menjadikan daku. Aku ini hamba-Mu, memenuhi janji dan ikatan pada-Mu sedapat mungkin, aku berlindung pada-Mu dari kejahatan yang telah kuperbuat, aku kembali kepada-Mu membawa nikmat-Mu dan membawa dosa- dosaku, maka ampunilah aku. Sesungguhnya tidak ada yang dapat mengampuni dosa selain dari Engkau. Ya Allah, aku mohon pada-Mu, kebaikan yang diminta juga oleh hamba-hamba- Mu yang saleh kepada-Mu aku berlindung pada- Mu dari kejahatan yang hamba-hamba-Mu yang saleh berlindung pula daripadanya.

Do'a Zamzam

Allaahumma innii as'aluka 'ilman naafi'an wa rizqan waasi'an wasyifaa'an mingkulli daa'in wa saqamin birahmatika yaa arhamarraahimiin.
________________________________________
Ya Allah, aku mohon pada-Mu ilmu pengetahuan yang bermanfaat, rizqi yang luas dan sembuh dari segala sakit dan penyakit dengan rahmat- Mu ya Allah wahai Tuhan Yang Maha Pengasih.

Mulai Sa'i

Bismillaahirrahmaani rrahiim. abda'u bimaa bada'allaahu bihii wa rasuuluh.
________________________________________
Dengan nama Allah yang maha pengasih dan penyayang aku mulai dengan apa yang telah dimulai oleh Allah dan Rasul- Nya.

Naik bukit Shafa/Marwah

Innashshafaa walmarwata min sya'aa'irillaah. faman hajjalbaita awi'tamara falaa junaaha 'alaihi ayyathawwafa bihimaa wa man tathawwa'a khairan fa'innallaaha syaakirun 'aliim.
________________________________________
Sesungguhnya Shafa dan Marwah sebagian dari syi'ar- syi'ar (tanda kebesaran) Allah. Barangsiapa berhaji ke Baitullah ataupun berumrah maka tidak ada salahnya untuk melakukan sa'i pada keduanya (Safa dan Marwah). Dan barangsiapa yang berbuat lebih baik lagi, maka sesungguhnya Allah Maha Menerima dan Maha Mengetahui.




Di bukit Shafa

Allaahu akbar allaahu akbar allaahu akbar wa lillaahilhamd. allaahu akbar 'alaa maa hadaanaa walhamdu lillaahi 'alaa maa aulaanaa. laa ilaaha illaallaahu wahdahu laa syariika lahu lahulmulku wa lahulhamdu yuhyii wa yumiitu biyadihilkhairu wa huwa 'alaa kulli syai'ingqadiir. laa ilaaha illallaahu wahdahu laa syariikalah. anjaza wa'dahu wa nashara 'abdahu wa hazamal'ahzaaba wahdah. laa ilaaha illallaahu wa laa na'budu illaa iyyaahu mukhlishiina lahuddiina wa lau karihalkaafiruun.
________________________________________
Allah Maha Besar, Allah Maha Besar, Allah Maha Besar. Segala puji bagi Allah, Allah Maha Besar atas sesuatu yang telah Allah memberi petunjuk kepada kami, segala puji bagi Allah atas sesuatu yang telah Allah memberi kuasa kepada kami, tidak ada Tuhan selain Allah Yang Esa, tidak ada sekutu bagi-Nya. Bagi-Nya kerajaan dan pujian. Dia- lah yang menghidupkan dan mematikan dengan kekuasaan-Nya, dan Dia- lah berkuasa atas segala sesuatu. Tidak ada Tuhan selain Allah Yang Esa, tidak ada sekutu bagi- Nya yang telah meluluskan janji-Nya, menolong hamba-Nya dan menghancurkan musuh dengan ke-Esaan- Nya. Tidak ada Tuhan selain Allah dan kami tidak akan menyembah kecuali kepada-Nya dengan ikhlas dan menuruti Agama-Nya walaupun orang-orang kafir benci.

Antara pilar Hijau

Rabbighfir warham wa'fu wa takarram wa tajaawaz 'ammaa ta'lamu innaka ta'lamu maa laa na'lamu innaka antallaahul'a'azzul' akram.
________________________________________
Ya Allah ampunilah, sayangilah, maafkanlah, muliakanlah serta hapuskanlah apa-apa yang Engkau ketahui dari dosa kami. Sesungguhnya Engkau Maha Mengetahui apa- apa yang kami sendiri tidak tahu. Sesungguhnya Engkau Ya Allah Maha Tinggi dan Maha Mulia.

Sa'i-1

Allaahu akbar allaahu akbar allaahu akbar. allaahu akbar kabiiraa walhamdu lillaahi katsiiraa wa subhaanallaahil'azhi im wa bihamdihilkariim bukratawwaashiilaa wa minallaili fasjudu lahu wa sabbihhu lailan thawiilaa laa ilaaha illaallaahu wahdah anjaza wa'dah wa nashara 'abdah wa hazamal ahzaaba wahdah laa syai'in qablahu wa laa ba'dahu yuhyii wa yumiitu wa huwa hayyun daa'imun laa yamuutu wa laa yafuutu abadambiyadihilkhair u wa ilaihilmashiir wa huwa 'alaa kulli syai'ingqadiir.
________________________________________
Allahu Akbar, Allahu Akbar, Allahu Akbar, dengan segala kebesaran-Nya. Segala puji bagi Allah dengan segala puji-Nya yang tidak terhingga Maha Suci Allah dengan puji Yang Maha Mulia dari pagi dan petang. Bersujud serta bertasbihlah pada-Nya sepanjang malam. Tidak ada Tuhan selain dari Allah, Yang Maha Esa. Yang menepati janji-Nya membela hamba-Nya yang menghancurkan segalanya ataupun yang terkemudian dari pada- Nya. Dia-lah yang menghidupkan dan mematikan dan Dia adalah Maha Hidup kekal tiada mati dan tiada luput untuk selama-lamanya. Hanya di tangan-Nya- lah terletak kebajikan dan kepada- Nya-lah tempat berpulang dan hanya Dia-lah Yang Maha Kuasa atas segala sesuatu.


Sa'i-2

Allaahu akbar allaahu akbar allaahu akbar wa lillaahilhamd. laa ilaaha illallaahulwaahidulf ardushshamad. alladzii lam yattakhidz shaahibatan wa laa waladaa wa lam yakullahu syariikun filmulki walam yakullahu wa liyyumminadzdzulli wa kabbirhu takbiiraa. allaahumma innaka qulta fii kitaabikalmunazzali ud'uunii astajib lakum. da'aunaaka rabbanaa faghfirlanaa kamaa amartanaa innaka laa yukhlifulmii'aad. rabbanaa innanaa sami'na munaadiyayyunaadii lil'iimaani an aaminuu birabbikum fa'aamannaa. rabbanaa faghfirlanaa dzunuubanaa wa kaffir 'annaa sayyi'aatinaa wa tawaffanaa ma'alabraar. rabbanaa wa aatinaa maa wa 'attanaa 'alaa rusulika walaa tukhzinaa yaumalqiyaamati innaka laa tukhlifulmii'aad. rabbanaa 'alaika tawakkalnaa wa ilaika anabnaa wa ilaikalmashiir. rabbanaghfirlanaa wa li'ikhwaaninalladzii na sabaquunaa bil'iimaani wa laa taj'al fii quluubinaa ghillallilladziina aamanuu rabbanaa innaka ra'uufurrahiim.
________________________________________
Allah Maha Besar, Allah Maha Besar, Allah Maha Besar. Hanya bagi Allah-lah segala pujian. Tidak ada Tuhan selain dari Allah Yang Maha Esa. Tumpuan segala maksud dan hajat. Tidak beristeri dan tidak beranak, tidak bersekutu dalam kekuasaan. Tidak menjadi pelindung kehinaan. Agungkanlah Dia dengan segenap kebesaran. Ya Allah, sesungguhnya Engkau telah berfirman dalam al-Qur'an-Mu: "Mintalah kamu kepada-Ku niscaya akan Ku-penuhi". Sekarang kami telah memohon pada-Mu Rabbana ampunilah kami seperti halnya Engkau perintahkan kepada kami, sesungguhnya Engkau tidak akan memungkiri janji. Ya Allah, sesungguhnya kami telah mendengar orang memanggil kami supaya beriman: "Berimanlah kamu dengan Tuhan- mu". Lalu kami semua telah beriman, Ya Allah, ampunilah kami dari dosa-dosa kami hapuskanlah kejahatan- kejahatan dari diri kami dan matikanlah kami bersama orang-orang yang berbuat baik. Ya Allah, anugerahilah kami sesuatu yang telah Engkau janjikan terhadap sekalian Rasul- Mu dan janganlah harapan kami dihampakan di hari qiamat kelak. Sesungguhnya Engkau tidak akan memungkiri janji. Ya Allah, hanya kepada Engkau-lah kami akan berpulang dan hanya kepada Engkau- lah tumpuan segala sesuatu. Ya Allah, ampunilah kami serta semua saudara kami yang telah mendahului kami beriman pada Engkau dan jangan menjadikan was-was dalam kalbu kami terhadap mereka yang telah beriman. Ya Allah sesungguhnya Engkau Maha Pengasih dan Penyayang.

Sa'i-3

Allaahu akbar allaahu akbar allaahu akbar walillaahilhamd. rabbanaa atmim lanaa nuuranaa waghfirlanaa innaka 'alaa kulli syai'ingqadiir. allaahumma innii as'alukalkhaira kullahu 'aajilahu wa'aajilahu wastaghfiruka lidzambii wa as'aluka rahmataka yaa arhamarraahimiin.
________________________________________
Allah Maha Besar, Allah Maha Besar, Allah Maha Besar. Hanya bagi Allah semua pujian. Ya Allah, sempurnakanlah cahaya terang bagi kami, ampunilah kami, sesungguhnya Engkau Maha kuasa atas segala sesuatu. Ya Allah, sesungguhnya aku mohon pada-Mu segala kebaikan, yang cepat ataupun lambat dan aku mohon ampunan pada- Mu akan dosaku serta aku mohon pada-Mu rahmat-Mu wahai Tuhan Yang Maha Pengasih dan Penyayang.






Sa'i-4

Allaahu akbar allaahu akbar allaahu akbar walillaahilhamd. allaahumma innii as'aluka min khairi maa ta'lamu wa a'uudzubika min syarri maa ta'lam wa astaghfiruka mingkulli maa ta'lamu innaka antal'allaamulghuyuu b. laa ilaaha illallaahulmalikulha qqulmubiin muhammadurrasuululla ahi shaadiqulwa'dil'amii n. allaahumma inni as'aluka kamaa hadaitanii lil'islaami allaa tunzi'ahu minni hattaa tatawaffanii wa ana muslimin. allaahummaj'al fii qalbii nuuran wa fii sam'ii nuuran wa fii basharii nuuraa. allaahummasyrahlii shadrii wa yassirlii amrii wa a'uudzubika miwwasaawisishshadri wa syataatil'amri wa fitnatilqabri. allaahumma innii a'uudzubika minsyarri maa yaliju fillaili wa syarri maa yaliju finnahaari wa min syarri maa tahubbu bihirriyaahu yaa arhamarraahimiin. subhaanaka maa 'abadnaaka haqqa 'ibaadatika yaa allaahu subhaanaka maa dzakarnaaka haqqa dzikrika ya allaah.
________________________________________
Allah Maha Besar, Allah Maha Besar, Allah Maha Besar. Segala puji bagi Allah. Ya Allah, Tuhanku, aku mohon pada-Mu dari kebaikan yang Engkau tahu dan berlindung pada-Mu dari kejahatan yang Engkau tahu, dan aku mohon ampun pada-Mu dari segala kesalahan yang Engkau ketahui, sesungguhnya Engkau Maha Mengetahui yang ghaib. Tidak ada Tuhan selain Allah Raja Yang Benar lagi Mengetahui. Muhammad Rasulullah yang sungguh benar janjinya lagi sangat dipercaya. Ya Allah, aku mohon sebagaimana Engkau, telah beri petunjuk padaku untuk Islam agar Engkau jangan mencabut dari padaku sampai aku meninggal dunia dalam Islam. Ya Allah, berilah cahaya terang dalam hati, telinga dan penglihatanku. Ya Allah, lapangkan dadaku dan mudahkan bagiku segala urusan. Dan aku berlindung pada-Mu dari was-was, simpang siur urusan dan fitnah kubur. Ya Allah, aku berlindung pada-Mu dari kejahatan yang tersembunyi di waktu malam dan siang hari, serta kejahatan yang dibawa angin lalu, wahai Tuhan Yang Maha Pengasih dari segenap yang pengasih. Maha Suci Engkau, wahai Allah, sebagaimana kami telah menyembah Engkau dengan ibadah yang sungguh-sungguh. Ya Allah, Maha Suci Engkau seperti kami telah menyebut Engkau dengan sebutan dan dzikir yang sungguh-sungguh ya Allah.

Sa'i-5

Allaahu akbar allaahu akbar allaahu akbar wa lillaahilhamd. subhaanaka maa syakarnaaka haqqa syukrika yaa alllaahu subhaanaka maa a'laa sya'nuka yaa allaahu. allaahumma habbib ilainal'iimaana wa zayyinhu fii quluubinaa wa karrih ilainaalkufra walfusuuqa wal'ishyaana waj'alnaa minarraasyidiin.
________________________________________
Allah Maha Besar, Allah Maha Besar, Allah Maha Besar. Hanya untuk Allah segala puji. Maha suci Engkau seperti kami bersyukur pada-Mu sebenar-benar syukur wahai Allah. Maha Suci Engkau sepadan ketinggian- Mu Wahai Allah. Ya Allah, cintakanlah kami kepada iman dan hiaskanlah di hati kami, bencikanlah kami kepada perbuatan kufur, fasiq dan durhaka. Masukkan dalam golongan orang-orang yang mendapat petunjuk.






Sa'i-6

Allaahu akbar allaahu akbar allaahu akbar wa lillaahilhamd. laa ilaaha illallaahu wahdah. shadaqa wa'dah wa nashara 'abdahu wa hazamal'ahzaaba wahdah laa ilaaha illallaahu walaa na'budu illaa iyyahu mukhlisiina lahuddiina wa lau karihalkaafiruun. allaahumma innii as'alukalhudaa wattuqaa wal'afaafa walghinaa. allahumma lakalhamdu kalladzi naquulu wa khairammimmaa naquull allaahumma innii as'aluka ridhaaka waljannata wa a'uudzubika min sakhatika wannaar wamaa yuqarribunii ilaihaa mingqaulin au fi'lin au 'amali. allaahumma binuurika ihtadainaa wa bifadhlika istaghnainaa wa fii kanafika wa in'aamika wa 'athaa'ika wa ihsaanika ashbahnaa wa amsainaa. antal'awwalu falaa qablaka syai'un wal'aakhiru falaa ba'daka syai'un wazhzhaahiru falaa syai'u fauqaka walbaathinu falaa syai'a duunaka na'uudzubika minalfalasi walkasali wa 'adzaabilqabri wa fitnatilghinaa wa nas'alukalfauza biljannah.
________________________________________
Allah Maha Besar, Allah Maha Besar, Allah Maha Besar. Segala puji hanya untuk Allah. Tidak ada Tuhan selain Allah Yang Maha Esa yang menepati janji-Nya menolong hamba-Nya dan menghancurkan musuh dengan ke- Esaan- Nya. Tiada yang disembah selain Allah. Dan kami tidak menyembah selain dari Dia dengan ikhlas tunduk dan patuh pada agama sekalipun orang- orang kafir benci. Ya Allah, aku memohon pada-Mu petunjuk, pemeliharaan penjagaan dan kekayaan. Ya Allah, pada-Mu- lah segala puji seperti yang kami ucapkan dan bahkan lebih baik dari yang kami sendiri ucapkan. Ya Allah, aku mohon pada- Mu ridha dan surga dan aku berlindung pada-Mu dari murka-Mu dan neraka, dan apa pun yang kekal mendekatkan daku kepadanya, baik ucapan, perbuatan maupun pekerjaan. Ya Allah, hanya dengan nur cahaya-Mu kami ini mendapat petunjuk, dengan kemuliaan-Mu kami merasa cukup, dalam naungan-Mu, nikmat- Mu, anugerah- Mu dan kebajikan-Mu jualah kami ini berada di waktu pagi atau petang. Engkaulah yang mula pertama, tidak ada suatu pun yang ada sebelum- Mu dan Engkau pulalah yang paling akhir dan tidak ada sesuatu pun yang ada di belakang (sesudah)- Mu, Engkau- lah yang akhir, maka tidak ada sesuatu pun yang mengatasi Engkau, Engkau pulalah yang batin, maka tidak ada sesuatu pun menghalangi Engkau. Kami berlindung pada- Mu dari sial, malas, siksa kubur dan fitnah kekayaan serta kami mohon pada-Mu kemenangan memperoleh surga.

Sa'i-7

Allaahu akbar allaahu akbar allaahu akbar kabiiraa walhamdu lillaahi katsiira. allaahumma habbib ilayyal'iimaana wa zayyinhu fii qalbii wa karrih ilayyalkufra walfusuuqa wal'ishyaana waj'alnii minarraasyidiin.
________________________________________
Allah Maha Besar, Allah Maha Besar, Allah Maha Besar. Segala puji kembali kepada Allah. Ya Allah, cintakanlah aku kepada iman, hiaskanlah ia di kalbuku. Bencikanlah padaku perbuatan kufur, fasiq dan durhaka. Dan masukkanlah pula aku dalam golongan orang yang mendapat petunjuk.






Di bukit Marwah

Allaahumma rabbanaa taqabbal minnaa wa 'aafinaa wa'fu 'annaa wa 'alaa thaa'atika wa syukrika a'innaa wa 'alaa ghairika laa takilnaa wa 'alal'iimaani wal'islaamilkaamili jamii'aa tawaffanaa wa anta raadhin 'annaa. allaahummarhamnii bitarkilma'aashi abadammaa abqaitanii warhamnii an atakallafa maa laa ya'niinii warzuqnii husnannazhari fiimaa yurdhiika 'annii yaa arhamarraahimiin.
________________________________________
Ya Allah, kami mohon diterima do'a kami afiatkan dan ampunilah kami, berilah pertolongan kepada kami untuk taat dan bersyukur kepada-Mu. Janganlah Engkau jadikan kami bergantung selain dari-Mu. Matikanlah kami dalam Islam yang sempurna, sedang Engkau ridha kepada kami. Ya Allah rahmatilah diri kami sehingga mampu meninggalkan segala kejahatan selama hidup kami, dan rahmatilah diri kami sehingga tidak berbuat hal yang tidak berguna. Karuniakanlah kepada kami keridhaan- Mu. Wahai Tuhan Yang bersifat Maha Pengasih lagi Penyayang.

Do'a Wukuf

Allaahumma innii zhalamtu nafsii zhalmangkatsiiraa, wa innahu laa yaghfirudzdzunuuba illaa annta, faghfirlii maghfiratammin 'indika warhamnii innaka anntalghafuururrahii m. allaahummaghfirlii maghfiratan tushlihu bihaa sya'nii fiddaarain, warhamnii rahmatan as'adu bihaa fiddaarain, wa tub 'alayya taubatan nashuuhaa laa angkutsuhaa abadan wa alzimnii sabiilal'istiqaamati laa aziighu 'anhaa abadaa. allaahummangqulnii mindzillilma'shiyati ilaa 'izziththaa'ah. wa aghninii bihalaalika 'an haraamik, wa bithaa'atika 'amma'shiyatik, wa bifadhlika 'ammansiwaak, wa nawwir qalbii wa qabrii, wa a'idznii minasysyarri kullihi wajma' liyalkhaira kullahu. rabbanaa aatinaa fiddun-yaa hasanah wa fil'aakhirati hasanah wa qinaa 'adzaabannaar.
________________________________________
Ya Allah, sesungguhnya aku sering menganiaya diri sendiri, dan tak ada yang dapat mengampuni dosaku selain-Mu, ampunilah aku dengan ampunan- Mu dan rahmatilah aku, karena sesungguhnya Engkau-lah Yang Maha Menerima taubat dan Maha Pengasih. (Hr. Muttafaq 'alaih) Ya Allah, ampunilah aku dengan ampunan yang dapat memperbaiki keadaanku di dunia dan di akhirat. Rahmatilah aku dengan rahmat yang membahagiakan aku di dunia dan di akhirat. Beri taubatlah kepadaku dengan taubat yang membersihkan, yang tidak akan rusak lagi selama-lamanya. Ya Allah, pindahkanlah aku dari kehinaan durhaka kepada kemuliaan tha'at dan cukupkanlah aku dengan yang halal dari yang haram, dan dengan tha'at dari ma'shiyat, dan dengan keutamaan- Mu dari selain-Mu. Ya Allah, sinarilah sanubariku dan kuburku, dan lindungilah aku dari segala kejahatan dan kumpulkan bagiku segala kebaikan. Ya Tuhan kami, berilah kami kebaikan di dunia dan di akhirat, serta lindungilah kami dari siksaan neraka. (Disebutkan oleh an-Nawawi).

Melempar Jumrah

Bismillaahi allaahu akbar. rajmallisysyayaathii ni wa ridhallirrahmaani.
________________________________________
Dengan nama Allah, Allah Maha Besar. Kutukan bagi segala syetan dan ridha bagi Allah yang maha pemurah.


Selesai lempar Jumrah

Allaahummaj'alhu hajjammabruuraa wa sa'yammasykuuraa.
________________________________________
Ya Allah, Tuhanku, jadikanlah ibadah hajiku ini haji yang mabrur dan sa'i yang diterima.

Di Aqabah

Alhamdulillaahi hamdang katsiiran thayyibam mubaarakan fiih. allaahumma laa uhshii tsanaa'an 'alaika anta kamaa atsnaita 'alaa nafsik. allaahumma ilaika afattu wa min 'adzaabika asyfaqtu wa ilaika raghibtu wa mingka rahibtu faqbal nusukii wa a'zhim ajrii warham tadharru'ii waqbal taubatii wa aqilla 'atsratii wastajib da'watii wa'thinii su'lii. allaahumma rabbanaa taqabbal minnaa wa laa taj'alnaa minalmujrimiina wa adkhilnaa fii 'ibaadikashshaalihii na yaa arhamarraahimiin.
________________________________________
Segala puji untuk Allah, puji yang banyak lagi baik dan membawa berkat Ya Allah, akan tak sekali-kali menghitung-hitung pujian pada-Mu sama halnya Engkau memuji zatmu sendiri. Ya Allah, hanya kepada Engkau aku menyerah dari siksa- siksa-Mu, aku mohon belas kasihan dan kepada Engkau-lah aku berharap dan aku takut, maka terimalah permohonanku dan berilah permintaanku. Ya Allah, terimalah persembahan kami ini dan janganlah kami dimasukkan dalam golongan orang yang berdosa, tapi masukkanlah kami dalam golongan hamba- hamba- Mu yang saleh wahai Tuhan Yang Maha Pengasih lebih dari segenap yang pengasih.

Wada-1

Bismillaahi allaahu akbar subhaanallaahi walhamdu lillaahi wa laa ilaaha illallaahu wallaahu akbar wa laa haula wa laa quwwata illaa billaahil'aliyyil'az hiim washshalaatu wassalaamu 'alaa rasuulillaahi shallallaahu 'alaihi wa sallam. allaahumma iimaanambika wa tashdiiqambikitaabik a wa wafaa'ambi'ahdika wattibaa'allisunnati nabiyyika muhammadin shallalaahu 'alaihi wa salam. innalladzii farradha 'alaikalqur'aana laradduka ilaa ma'aadin yaa mu'iidu a'idnii yaa samii'u asmi'nii yaa jabbaaru ujburnii ya sattaaru usturnii yaa rahmaanu irhamnii yaa raddaadu urdudnii ilaa baitika haadzaa warzuqnil'auda tsummal'auda karraatimba'da marraatin ta'ibuuna 'aabiduuna saa'ihuuna lirabbinaa haamiduuna shadaqallaahu wa'dahu wa nashara 'abdahu wa hazamal'ahzaaba wahdah. allaahummahfazhnii 'ayyamiinii wa 'ayyasaarii wa mingquddaamii wa miwwaraa'i zhahrii wa minfauqii wa mintahtii hattaa tuwashshilanii ilaa ahlii wa baladii. allaahumma hawwin 'alainassafara wathwilanal'ardha. Allaahumma ashhibnaa fii safarinaa wakhlufnaa fii ahlinaa yaa arhamarraahimiina wa yaa rabbal'aalamiin. = Bismillaah, Allahu Akbar, Maha Suci Allah dan segala puji hanya kepada Allah jua, tiada Tuhan yang disembah selain Allah dan Allah Maha Agung. Tiada daya dan upaya dan tiada kekuatan jika tidak dengan Allah Yang Maha Tinggi lagi Besar dan Mulia. Salawat dan Salam bagi junjungan Rasulullah saw. Ya Allah, aku datang ke mari karena iman pada-Mu, membenarkan kitab-Mu, memenuhi janji-Mu dan karena menuruti sunnah Nabi- Mu Muhammad saw. Sesungguhnya Tuhan yang menurunkan al- Qur'an itu padamu niscaya memulangkanmu ke tempat kembali, wahai Tuhan Yang Kuasa mengembalikan, kembalikanlah aku ke tempatku, wahai Tuhan Yang Maha Mendengar, dengarlah bicaraku, wahai Tuhan Yang Maha Perkasa, perkasakanlah aku, wahai Tuhan Yang Maha Kasih Sayang, sayangilah aku, wahai Tuhan Yang Maha Kuasa mengembalikan, kembalikanlah aku ke Ka'bah ini dan berilah aku rizqi untuk mengulanginya berkali-kali, bertaubat dan beribadat, berlayar menurut jalan Tuhan kami sambil memuji Allah, Allah Maha menepati janji-Nya membantu hamba-Nya, menghancurkan sendiri tentara musuh-Nya. Ya Allah, peliharalah aku ini dari kanan, kiri, depan dan belakang, dari sebelah atas dan bawah sampai Engkau menyampaikan aku ke tempat ahli keluargaku dan ke kampung halamanku. Ya Allah, mudahkanlah perjalanan kami dan kerutkanlah bumi ini untuk kami. Ya Allah, kawanilah kami dalam perjalanan ini dan awasilah ahli keluarga kami wahai Tuhan Yang Maha Kasih Sayang dan wahai Tuhan Yang Memelihara seru sekalian alam.

Wada-2

Allaahumma innalbaita baituka wal'abda 'abduka wabnu 'abdika wabnu amatika hamaltanii 'alaa maa sakhkhartanii lii min khalqika hattaa sayyartanii fii bilaadika wa balaghtanii bini'matika hattaa a'antanii 'alaa qadhaa'i manaasikika. fa'ingkunta radhiita 'annii fazdud 'annii ridhaa wa illaa famunnal'aana qabla tabaa'udii 'ambaitika haadzaa aawaanunshiraa fii in adzinta lii ghaira mustabdilimbika wa laa bibaitika wa laa raaghibin 'angka wa laa 'ambaitik. allaahumma ashhibnil'aafiyata fii badanii wal'ishmata fii diinii wa husna mungqalabii warzuqnii thaa'ataka abadammaa abqaitanii wajma'liya khairayiddun-yaa wal'aakhirati innaka 'alaa kulli syai'ingqadiir. allaahumma laa taj'al haadzaa aakhiral'ahdi bibaitikalharaami wa inja'altahu aakhiral'ahdi fa'awwidhnii 'anhuljannata birahmatika yaa arhamarraahimiin aamiin yaa rabbal'aalamiin.
________________________________________
Ya Allah, rumah ini rumah-Mu, aku ini hamba-Mu, anak hamba- Mu, yang lelaki dan hamba-Mu yang perempuan, Engkau telah membawa aku yang Engkau sendiri mudahkan untukku sehingga Engkau jalankan aku di negeri- Mu ini dan Engkau telah menyampaikan aku dengan nikmat-Mu sehingga Engkau menolong aku untuk menunaikan ibadah haji. Kalau Engkau rela padaku maka tambahkanlah keridhaan itu padaku. Jika tidak rela, maka berilah aku anugerah sekarang aku jauh dari rumah- Mu ini. Sekarang sudah waktunya aku pulang jika Engkau izinkan aku dengan tidak menukar sesuatu dengan Engkau (Dzat- Mu) ataupun rumah-Mu, bukan benci pada-Mu dan juga benci pada rumah-Mu. Ya Allah, bekalilah aku ini dengan afiat pada tubuhku tetap menjaga agamaku, baik kepulanganku dan berilah aku taat serta pada-Mu selama- lamanya selama Engkau membiarkan aku hidup dan kumpulkanlah bagiku kebaikan akhirat. Sesungguhnya Engkau Maha Kuasa atas segala sesuatu. Ya Allah, janganlah Engkau jadikan waktuku ini masa terakhir bagiku dengan Rumah-Mu. Sekiranya Engkau jadikan masa terakhir maka gantilah surga untukku dengan rahmat- Mu, wahai Tuhan Yang Maha Kasih Sayang lebih dari segenap yang kasih. Amin wahai Tuhan Pemelihara seru sekalian alam.

Do'a Qurban

Bismillaahi wallaahu akbar. allaahumma shalli 'alaa muhammadin wa 'alaa aalihi wasallam. allaahumma mingka wa ilaika taqabball minnii.
________________________________________
Dengan menyebut nama Allah, dan Allah Maha Besar. Ya Allah, semoga Engkau memberi sanjungan kepada Nabi Muhammad saw dan keluarganya dan curahkanlah kesejahteraan dan keselamatan. Ya Allah, dari-Mu asal kami dan kepada- Mu kami kembali, terimalah do'a kami. (Disebutkan oleh asy- Syafi'i).




Do'a Tahallul

Alhamdu lillaahi 'alaa maa hadaanaa. alhamdu lillaahi 'alaa maa an'ama bihi 'alainaa. allaahumma haadzihii naashiyatii fataqabbal minnii faghfirlii dzunuubii. allaahummaghfirlii wa lilmuhallaqiina walmuqashshiriina yaa waasi'almaghfirah.
________________________________________
Segala puja dan puji bagi Allah atas apa yang Dia ni'matkan kepada kami. Ya Allah, inilah ubun-ubunku, terimalah do'aku dan ampunilah dosaku. Ya Allah ampunilah dosaku dan dosa orang yang bercukur dan yang bergunting. Ya Allah Yang Maha Luas ampunan-Nya. (Disebutkan oleh an-Nawawi).

Do'a selesai Tahallul

Alhamdu lillaahilladzii qadhaa 'annaa nusukanaa. allaahumma zidnaa iimaanaa. wa yaqiinan wataufiiqan wa 'aunaa waghfirlanaa wa li'aabaa'inaa wa ummahaatinaa walmuslimiina ajma'iin.
________________________________________
Segala puja dan puji bagi Allah yang telah menyelesaikan 'ibadah kami. Ya Allah, tambahkanlah keimanan kami, taufiq dan pertolongan-Mu pada kami. Ampunilah dosa- dosa kami dan dosa orangtua kami serta dosa semua orang Islam. (Disebutkan oleh an-Nawawi).





Dalil Haramnya Merayakan Tahun Baru Masehi

Oleh: Badrul Tamam

Tahun baru masehi pada zaman kita ini dirayakan dengan besar-besaran. Suara terompet dan tontonan kembang api hampir menghiasi seluruh penjuru dunia di barat dan di timurnya. Tidak berbeda negara yang mayoritas penduduknya kafir ataupun muslim. Padahal, perayaan tersebut identik dengan hari besar orang Nasrani.

Banyak keyakinan batil yang ada pada malam tahun baru. Di antaranya, siapa yang meneguk segelas anggur terakhir dari botol setelah tengah malam akan mendapatkan keberuntungan. Jika dia seorang bujangan, maka dia akan menjadi orang pertama menemukan jodoh dari antara rekan-rekannya yang ada di malam itu. Keyakinan lainnya, di antara bentuk kemalangan adalah masuk rumah pada malam tahun tanpa membawa hadiah, mencuci baju dan peralatan makan pada hari itu adalah tanda kesialan, membiarkan api menyala sepanjang malam tahun baru akan mendatangkan banyak keberuntungan, dan bentuk-bentuk khurafat lainnya.

Sesungguhnya keyakinan-keyakinan batil tersebut diadopsi dari keyakinan batil Nasrani. Yang hakikatnya, mengadopsi dan meniru budaya batil ini adalah sebuah keharaman. Karena siapa yang bertasyabbuh (menyerupai) kepada satu kaum, maka dia bagian dari mereka.

Haramnya Bertasyabuh Kepada Orang Kafir

Secara ringkas, bertasyabbuh di sini maknanya adalah usaha seseorang untuk menyerupai orang lain yang ingin dia sama dengannya, baik dalam penampilan, karakteristik dan atribut.

Di antara perkara fundamental dari agama kita adalah memberikan kecintaan kepada Islam dan pemeluknya, berbara’ (membenci dan berlepas diri) dari kekufuran dan para ahlinya. Dan tanda bara’ yang paling nampak dengan berbedanya seorang muslim dari orang kafir, bangga dengan agamanya dan merasa terhormat dengan Islamnya, seberapapun hebat kekuatan orang kafir dan kemajuan peradaban mereka.

. . . tanda bara’ yang paling nampak dengan berbedanya seorang muslim dari orang kafir, bangga dengan agamanya dan merasa terhormat dengan Islamnya, seberapapun hebat kekuatan orang kafir dan kemajuan peradaban mereka.

Walaupun kondisi orang muslim lemah, terbelakang, dan terpecah-pecah, sedangkan kekuatan kafir sangat hebat, tetap kaum muslimin tidak boleh menjadikannya sebagai dalih untuk membebek kepada kaum kuffar dan justifikasi untuk menyerupai mereka sebagaimana yang diserukan kaum munafikin dan para penjajah. Semua itu dikarenakan teks-teks syar’i yang mengharamkan tasyabbuh (menyerupai) dengan orang kafir dan larangan membebek kepada mereka tidak membedakan antara kondisi lemah dan kuat. Dan juga karena seorang muslim -dengan segenap kemampuannya- harus merasa mulia dengan agamanya dan terhormat dengan ke-Islamnya, sehingga pun saat mereka lemah dan terbelakang.

. . . kondisi orang muslim lemah, terbelakang, dan terpecah-pecah, tetap tidak boleh dijadikan sebagai dalih untuk membebek kepada kaum kuffar dan justifikasi untuk menyerupai mereka

Allah Subhanahu wa Ta'ala menyeru agar seorang muslim bangga dan terhormat dengan agamanya. Dia menggolongkannya sebagai perkataan terbaik dan kehormatan yang termulia dalam firmannya,

وَمَنْ أَحْسَنُ قَوْلاً مِّمَّن دَعَا إِلَى اللَّهِ وَعَمِلَ صَالِحاً وَقَالَ إِنَّنِي مِنَ الْمُسْلِمِينَ

“Siapakah yang lebih baik perkataannya daripada orang yang menyeru kepada Allah, mengerjakan amal yang shaleh dan berkata: "Sesungguhnya aku termasuk orang-orang yang berserah diri?".” (QS. Fushilat: 33)

Karena sangat urgennya masalah ini, yaitu agar seorang muslim berbeda dengan orang kafir, Allah memerintahkan kaum muslimin agar berdoa kepada-Nya minimal 17 kali dalam sehari semalam agar menjauhkan dari jalan hidup orang kafir dan menunjukinya kepada jalan lurus.

اِهْدِنَا الصِّرَاطَ الْمُسْتَقِيمَ صِرَاطَ الَّذِينَ أَنْعَمْتَ عَلَيْهِمْ غَيْرِ الْمَغْضُوبِ عَلَيْهِمْ وَلَا الضَّالِّينَ

“Tunjukilah kami jalan yang lurus. (yaitu) jalan orang-orang yang telah Engkau anugerahkan nikmat kepada mereka, bukan (jalan) mereka yang dimurkai dan bukan (pula jalan) mereka yang sesat.” (QS. Al-Fatihah: 6-7)

Banyak sekali nash Al-Qur’an dan Sunnah yang melarang bertasyabbuh dengan mereka dan menjelaskan bahwa mereka dalam kesesatan, maka siapa yang mengikuti mereka berarti mengikuti mereka dalam kesesatan.

ثُمَّ جَعَلْنَاكَ عَلَى شَرِيعَةٍ مِّنَ الْأَمْرِ فَاتَّبِعْهَا وَلَا تَتَّبِعْ أَهْوَاء الَّذِينَ لَا يَعْلَمُونَ

“Kemudian Kami jadikan kamu berada di atas suatu syariat (peraturan) dari urusan (agama) itu, maka ikutilah syariat itu dan janganlah kamu ikuti hawa nafsu orang-orang yang tidak mengetahui.” (QS. Al-Jatsiyah: 18)

وَلَئِنِ اتَّبَعْتَ أَهْوَاءهُم بَعْدَ مَا جَاءكَ مِنَ الْعِلْمِ مَا لَكَ مِنَ اللّهِ مِن وَلِيٍّ وَلاَ وَاقٍ

“Dan seandainya kamu mengikuti hawa nafsu mereka setelah datang pengetahuan kepadamu, maka sekali-kali tidak ada pelindung dan pemelihara bagimu terhadap (siksa) Allah.” (QS. Al-Ra’du: 37)

وَلاَ تَكُونُواْ كَالَّذِينَ تَفَرَّقُواْ وَاخْتَلَفُواْ مِن بَعْدِ مَا جَاءهُمُ الْبَيِّنَاتُ

“Dan janganlah kamu menyerupai orang-orang yang bercerai-berai dan berselisih sesudah datang keterangan yang jelas kepada mereka.” (QS. Ali Imran: 105)

Allah Ta’ala menyeru kaum mukminin agar khusyu’ ketika berdzikir kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala dan membaca ayat-ayat-Nya, lalu Dia berfirman,

وَلَا يَكُونُوا كَالَّذِينَ أُوتُوا الْكِتَابَ مِن قَبْلُ فَطَالَ عَلَيْهِمُ الْأَمَدُ فَقَسَتْ قُلُوبُهُمْ وَكَثِيرٌ مِّنْهُمْ فَاسِقُونَ

“Dan janganlah mereka seperti orang-orang yang sebelumnya telah diturunkan Al Kitab kepadanya, kemudian berlalulah masa yang panjang atas mereka lalu hati mereka menjadi keras. Dan kebanyakan di antara mereka adalah orang-orang yang fasik.” (QS. al-Hadid: 16)

Tidak diragukan lagi, menyerupai mereka termasuk tanda paling jelas adanya kecintaan dan kasih sayang terhadap mereka. Ini bertentangan dengan sikap bara’ah (membenci dan berlepas diri) dari kekafiran dan pelakunya. Padahal Allah telah melarang kaum mukminin mencintai, loyal dan mendukung mereka. Sedangkan loyal dan mendukung mereka adalah sebab menjadi bagian dari golongan mereka, -semoga Allah menyelamatkan kita darinya-.

Allah Ta’ala berfirman,

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُواْ لاَ تَتَّخِذُواْ الْيَهُودَ وَالنَّصَارَى أَوْلِيَاء بَعْضُهُمْ أَوْلِيَاء بَعْضٍ وَمَن يَتَوَلَّهُم مِّنكُمْ فَإِنَّهُ مِنْهُمْ

“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengambil orang-orang Yahudi dan Nasrani menjadi pemimpin-pemimpin (mu); sebahagian mereka adalah pemimpin bagi sebahagian yang lain. Barang siapa di antara kamu mengambil mereka menjadi pemimpin, maka sesungguhnya orang itu termasuk golongan mereka." (QS. Al-Baqarah: 51)

Menyerupai orang kafir termasuk tanda paling jelas adanya kecintaan dan kasih sayang terhadap mereka. Ini bertentangan dengan sikap bara’ah (membenci dan berlepas diri) dari kekafiran dan pelakunya.

“Kamu tidak akan mendapati sesuatu kaum yang beriman kepada Allah dan hari akhirat, saling berkasih sayang dengan orang-orang yang menentang Allah dan Rasul-Nya, sekalipun orang-orang itu bapak-bapak, atau anak-anak atau saudara-saudara atau pun keluarga mereka." (QS. Al-Mujadilah: 22)

Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah berkata, “Menyerupai (mereka) akan menunbuhkan kasih sayang, kecintaan, dan pembelaan dalam batin. Sebagaimana kecintaan dalam batin akan melahirkan musyabahah (ingin menyerupai) secara zahir.” Beliau berkata lagi dalam menjelaskan ayat di atas, “Maka Dia Subhanahu wa Ta'ala mengabarkan, tidak akan didapati seorang mukmin mencintai orang kafir. Maka siapa yang mencintai orang kafir, dia bukan seorang mukmin. Dan penyerupaan zahir akan menumbuhkan kecintaan, karenanya diharamkan.”

Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda,

مَنْ تَشَبَّهَ بِقَوْمٍ فَهُوَ مِنْهُمْ

“Barangsiapa menyerupai suatu kaum, maka ia termasuk golongan mereka.” (HR. Abu Dawud, Ahmad dan dishahihkan Ibnu Hibban. Ibnu Taimiyah menyebutkannya dalam kitabnya Al-Iqtidha’ dan Fatawanya. Dishahihkan oleh Al-Albani dalam Shahih al-Jami’ no. 2831 dan 6149)

Syaikhul Islam berkata, “Hadits ini –yang paling ringan- menuntut pengharaman tasyabbuh (menyerupai) mereka, walaupun zahirnya mengafirkan orang yang menyerupai mereka seperti dalam firman Allah Ta’ala, “Siapa di antara kamu yang berloyal kepada mereka, maka sungguh ia bagian dari mereka.” (QS. Al-Maidah: 51).” (Al-Iqtidha’: 1/237)

Imam al-Shan’ani rahimahullaah berkata, “Apabila menyerupai orang kafir dalam berpakaian dan meyakini supaya seperti mereka dengan pakaian tersebut, ia telah kafir. Jika tidak meyakini (seperti itu), terjadi khilaf di antara fuqaha’ di dalamnya: Di antara mereka ada yang berkata menjadi kafir, sesuai dengan zahir hadits; Dan di antara yang lain mereka berkata, tidak kafir tapi harus diberi sanksi peringatan.” (Lihat: Subulus salam tentang syarah hadits tesebut).

Ibnu Taimiyah rahimahullaah menyebutkan, bahwa menyerupai orang-orang kafir merupakan salah satu sebab utama hilangnya (asingnya syi’ar) agama dan syariat Allah, dan munculnya kekafiran dan kemaksiatan. Sebagaimana melestarikan sunnah dan syariat para nabi menjadi pokok utama setiap kebaikan. (Lihat: Al-Iqtidha’: 1/314)

Bentuk Menyerupai Orang Kafir Dalam Hari Besar Mereka

Orang-orang kafir –dengan berbagai macam agama dan sektenya- memiliki hari raya yang beraneka ragam. Di antanya ada bersifat keagamaan yang menjadi pondasi agama mereka atau hari raya yang sengaja mereka ciptakan sendiri sebagai bagian dari agama mereka. Namun kebanyakannya berasal dari tradisi dan momentum yang sengaja dibuat hari besar untuk memperingatinya. Misalnya hari besar Nasional dan semisalnya. Lebih jauhnya ada beberapa contohnya sebagai berikut:

1. Hari untuk beribadah kepada tuhannya, seperti hari raya wafat Jesus Kristus, paskah, Misa, Natal, Tahun Baru Masehi, dan semisalnya. Seorang muslim terkategori menyerupai mereka dalam dua kondisi:

Pertama, Ikut serta dalam hari raya tersebut. Walaupun perayaan ini diselenggarakan kelompok minoritas non-muslim di negeri kaum muslimin, lalu sebagian kaum muslimin ikut serta di dalamnya sebagaimana yang pernah terjadi pada masa Ibnu Taimiyah dan Imam Dzahabi. Realitas semacam ini tersebar di negeri-negeri kaum muslimin. Lebih buruk lagi, ada sebagian kaum muslimin yang bepergian ke negeri kafir untuk menghadiri perayaan tersebut dan ikut berpartisipasi di dalamnya, baik karena menuruti hawa nafsunya atau untuk memenuhi undangan orang kafir sebagaimana yang dialami kaum muslimin yang hidup di negeri kafir, para pejabat pemerintahan, atau para bisnismen yang mendapat undangan rekan bisnisnya untuk menandatangi kontrak bisnis. Semua ini haram hukumnya dan ditakutkan menyebabkan kekufuran berdasarkan hadits, “Barangsiapa menyerupai suatu kaum, maka ia termasuk golongan mereka.” Pastinya, orang yang melakukan itu sadar bahwa itu merupakan bagian dari syi’ar agama mereka.

Kedua, Mengadopsi perayaan orang kafir ke negeri kaum muslimin. Orang yang menghadiri perayaan orang-orang kafir di negara mereka, lalu dengan kajahilan dan lemahnya iman, ia kagum dengan perayaan tersebut. kemudian dia membawa perayaan tersebut ke negara-negara muslim sebagaimana perayaan tahun baru Masehi. Kondisi ini lebih buruk dari yang pertama, karena dia tidak hanya ikut merayakan syi’ar agama orang kafir di Negara mereka, tapi malah membawanya ke negara-negara muslim.

. . .perayaan tahun baru Masehi adalah tradisi dan syi’ar agama orang kafir di Negara mereka, namun telah dibawa dan dilestarikan di negara-negara muslim...

2. Hari besar yang awanya menjadi syi’ar (simbol) orang-orang kafir, lalu dengan berjalannya waktu berubah menjadi tradisi dan perayaan global, seperti olimpiade oleh bangsa Yunani kuno yang saat ini menjadi ajang olah raga Internasional yang diikuti oleh semua Negara yang tedaftar dalam Komite Olimpiade Internasional (IOC). Ikut serta di dalamnya ada dua bentuk:

Pertama, menghadiri upacara pembukaan dan karnavalnya di negeri kafir seperti yang banyak di lakukan negara-negara muslim yang mengirimkan atlit-atlitnya untuk mengikuti berbagai ajang olah raga yang diadakan.

Kedua, membawa perayaan ini ke negera-negara muslim, seperti sebagian negeri muslim meminta menjadi tuan rumah dan penyelenggara Olimpiade ini.

Keduanya tidak boleh diadakan dan diselenggarakanaa di Negara-negara muslim dengan beberapa alasan:

a. Olimpiade ini pada awalnya merupakan hari besar kaum pagan Yunani kuno dan merupakan hari paling bersejaran bagi mereka, lalu diwarisi oleh kaum Romawi dan dilestarikan kaum Nasrani.

b. Ajang tersebut memiliki nama yang maknanya sangat dikenal oleh bangsa Yunani sebagai hari ritus mereka.

Keberadaannya yang menjadi ajang oleh raga tidak lantas merubah statusnya sebagai hari raya kaum pagan berdasarkan nama dan asal usulnya. Dasar haramnya perayaan tersebut adalah hadits Tsabit bin Dhahak radhiyallahu 'anhu, ia berkata, “Ada seseorang bernazar di masa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam untuk menyembelih unta di Bawwanah –yaitu nama suatu tempat-, ia lalu mendatangi Nabi shallallahu 'alaihi wasallam dan berkata: “Aku bernazar untuk menyembelih unta di Bawwanah.” Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: “Apakah di sana ada berhala jahiliyah yang disembah?” Mereka berkata: “Tidak.” Beliau bertanya lagi: “Apakah di sana dilakukan perayaan hari raya mereka?” Mereka berkata: “Tidak.” Beliau bersabda: “Tunaikanlah nazarmu, sesungguhnya tidak boleh menunaikan nazar yang berupa maksiat kepada Allah dan yang tidak mampu dilakukan oleh anak Adam.” (HR. Abu Dawud dan sanadnya sesuai syarat as-Shahihain)

Ditimbang dengan hadits Nabi shallallahu 'alaihi wasallam di atas, bahwa asal dari olah raga priodik ini ada hari raya orang kafir. Dan ini diharamkan sebagaimana diharamkannya menyembelih unta untuk Allah di tempat yang dijadikan sebagai perayaan hari raya orang kafir. Dan perbedaan waktu dan tempat tidak mempengaruhi dari subtansi alasan diharamkannya penyembelihan tersebut.

Ibnu Taimiyah rahimahullaah menjelaskan, hadits ini mengandung makna bahwa tempat yang digunakan untuk perayaan hari besar mereka tidak boleh digunakan untuk menyembelih walaupun itu bentuknya nazar. Sebagaimana tempat tersebut sebagai tempat menaruh berhala mereka. Bahwa nazar semacam itu menunjukkan pengagungan kepada tempat tersebut yang diagungkan mereka untuk merayakan hari besarnya atau sebagai bentuk ikut serta (partisipasi) dalam perayaan hari besar tersebut. Atau juga untuk menghidupkan syi’ar mereka di sana. Apabila mengistimewakan satu tempat yang menjadi perayaan agama mereka saja dilarang, bagaimana dengan perayaan itu sendiri?! (Diringkas dari al-Iqtidha’: 1/344)

Sedangkan olimpiade ini bukan hanya waktu atau tempatnya, tapi hari raya itu sendiri berdasarkan asal penamaanya dan aktifitas yang ada di dalamnya, seperti menyalakan lampu olimpiade. Padahal itu sebagai lambang hari besar mereka. Dan ajang olahraga ini juga dilaksanakan pas waktu perayaan hari besar olimpiade, yang dilaksanakan empat tahun sekali.

3. Menyerupai Orang Kafir Dalam Merayakan Hari Besar Islam

Bentuk bertasyabbuh dengan orang kafir bisa terjadi juga dalam perayaan hari raya Islam, Idul Fitri dan Adha. Yaitu merayakan hari raya Islam dengan cara-cara yang bisa digunakan kaum kuffar dalam merayakan hari besar mereka.

Bahwa sesungguhnya, hari raya kaum muslimin dihiasi dengan syukur kepada Allah Ta’ala, mengagungkan, memuji dan mentaati-Nya. Bergembira menikmati karunia nikmat dari Allah Ta’ala tanpa menggunakannya untuk bermaksiat. Ini berbeda dengan hari raya kaum kuffar, dirayakan untuk mengagungkan syi’ar batil dan berhala-berhala mereka yang disembah selain Allah Ta’ala. Dalam perayaannya, mereka tenggelam dalam syahwat yang haram.

Namun sangat disayangkan banyak kaum muslimin yang di penjuru dunia yang menyerupai orang kafir dalam kemaksiatan itu. Mereka merubah nuansa Idul Fitri dan Idul Adha sebagai musim ketaatan dan syukur menjadi musim bermaksiat dan kufur nikmat, yaitu dengan mengisi malam-malamnya dengan musik-musik, nyanyir-nyanyi, mabuk-mabukan, pesta yang bercampur laki-laki dan perempuan dan bentuk pelanggaran-pelanggaran lainnya. Semua ini disebabkan mereka meniru cara orang kafir dalam merayakan hari besar mereka yang diisi dengan menuruti syahwat dan maksiat.

Semoga Allah membimbing kita kepada kondisi yang lebih diridhai-Nya, tidak menyimpang dari aturan Islam dan tidak bertasyabbuh dengan kaum kafir dalam acara-acara mereka. [PurWD/voa-islam.com]

Fatwa Ulama tentang Ucapan Selamat Tahun Baru Hijriyah

Segala puji bagi Allah, shalawat serta salam semoga tercurah kepada Nabi Muhammad kepada keluarganya, para sahabatnya dan yang mengikuti mereka dengan baik hingga hari kiamat. Amma ba’du:

Para pembaca yang dirahmati Allah,

Sebentar lagi kita akan meninggalkan tahun 1431 Hijriyah dan akan memasuki tahun baru hijriyah 1432, sebagian besar kaum muslimin telah mempersiapkan perayaan untuk tahun baru Islam tersebut, di antaranya dengan bertukar ucapan selamat satu sama lain maka apa kedudukan ucapan selamat tahun baru hijriyah dari sisi syar’i?

Di bawah ini kami mengutip beberapa fatwa ulama besar dalam seputar tahun baru:

1. Syaikh Abdul Aziz Bin Abdullah Bin Baz rahimahullah

Syaikh Bin Baz pernah ditanya:

Kami pada permulaan tahun baru hijriyah, dan sebagian orang saling bertukar ucapan selamat tahun baru hijriyah, mereka mengucapkan: (setiap tahun semoga kalian dalam kebaikan), maka apa hukum syar’i terkait ucapan selamat ini?

Syaikh Bin Baz menjawab sbb:

Ucapan selamat tahun baru hijriyah kami tidak mengetahui dasarnya dari para Salafus Shalih, dan saya tidak mengetahui satupun dalil dari sunnah maupun Kitabullah yang menunjukkan pensyariatannya, tetapi siapa saja yang memulaimu dengan ucapan itu maka tidak mengapa kamu menjawabnya seperti itu, jika dia mengatakan: setiap tahun semoga anda dalam kebaikan maka tidak mengapa kamu menjawabnya semoga anda seperti itu kami memohon kepada Allah bagi kami dan bagimu setiap kebaikan atau semacamnya, adapun memulainya maka saya tidak mengetahui dasarnya.

2. Syaikh Muhammad bin Shalih Al-Utsaimin rahimahullah

Pertanyaan 1:

Syaikh Utsaimin pernah ditanya mengenai ucapan selamat tahun baru hijriyah dengan pertanyaan sbb:

Syaikh yang mulia, apa hukum mengucapkan selamat tahun baru hijriyah? Dan apa kewajiban kita kepada orang yang mengucapkan selamat tahun baru hijriyah kepada kita?

Syaikh Utsaimin menjawab sbb:

Jika seseorang mengucapkan selamat kepadamu maka jawablah, tapi jangan kamu memulainya. Inilah pendapat yang benar dalam masalah ini. Seandainya seseorang mengucapkan mengucapkan selamat tahun baru kepadamu, maka jawablah: semoga Allah menyampaikan selamat kebaikan untukmu dan menjadikannya tahun kebaikan dan keberkahan.

Tetapi ingat, jangan kamu memulainya karena saya tidak mengetahui adanya riwayat dari para Salafus Shalih bahwa mereka dahulu mengucapkan selamat tahun baru hijriyah. Bahkan para Salaf belum menjadikan bulan Muharram sebagai awal tahun baru kecuali pada masa khilafah Umar bin Khatthab radhiyallahu anhu. (dikutip dari pertemuan bulanan ke-44 di akhir tahun 1417 H).

Pertanyaan 2:

Syaikh Utsaimin juga pernah ditanya: Syaikh yang mulia, apa pendapat anda mengenai tukar menukar ucapan selamat pada awal tahun baru hijriyah?

Maka Syaikh Utsaimin menjawab sbb:

Aku berpendapat bahwa memulai ucapan selamat pada awal tahun baru hijriyah tidak mengapa, namun tidak disyariatkan. Artinya, kami tidak menyatakan sunnahnya saling menyampaikan ucapan selamat tahun baru hijriyah.

Tetapi jika mereka melakukannya tidak mengapa, namun sepatutnya juga apabila dia mengucapkan selamat tahun baru dengan memohon kepada Allah supaya menjadikannya sebagai tahun kebaikan dan keberkahan, lalu orang lain menjawabnya. Inilah pendapat kami dalam masalah ini yang merupakan perkara kebiasaan dan bukan termasuk perkara ibadah.

(Disampaikan pada pertemuan terbuka ke-93 hari Kamis, 25 bulan Dzulhijjah tahun 1415H).

Pertanyaan 3:

Pada kesempatan lainnya, beliau juga pernah ditanya: Apakah boleh mengucapkan selamat awal tahun baru?

Maka beliau menjawab: Ucapan selamat atas kedatangan tahun baru hijriyah tidak ada dasarnya dari perbuatan para Salafus Shalih. Maka kamu jangan memulainya, tetapi jika seseorang mengucapkan selamat kepadamu jawablah, karena ini sudah menjadi kebiasaan di tengah-tengah manusia, meskipun fenomena ini sekarang berkurang, karena sebagian orang sudah memahaminya, alhamdulillah. Padahal sebelumnya mereka saling bertukar kartu ucapan selamat tahun baru hijriyah.

Pertanyaan 4:

Pertanyaan lainnya kepada Syaikh Utsaimin: Apa bunyi ucapan yang saling disampaikan manusia?

Beliau menjawab: yaitu mereka mengucapkan selamat atas datannya tahun baru, dan kami memohon kepada Allah mengampuni yang telah berlalu pada tahun kemarin, dan supaya memberikan pertolongan kepadamu untuk menghadapi masa depan atau semacam itu.

Pertanyaan 5:

Syaikh Utsaimin ditanya: Apakah diucapkan “Setiap tahun semoga kalian dalam kebaikan?”

Beliau menjawab: Tidak, setiap tahun semoga kalian dalam kebaikan tidak diucapkan dalam Idul Adha maupun Idul Fitri atau di tahun baru.

(Disampaikan pada pertemuan terbuka ke-202 pada hari Kamis, 6 Muharram tahun 1420H).

3. Syaikh Shalih bin Fauzan bin Abdillah Al-Fauzan hafizhahullah

Beliau pernah ditanya: Syaikh yang mulia semoga Allah memberikan anda taufik. Kebanyakan manusia saling mengucapan selamat tahun baru hijriyah. Apa hukum ucapan selamat tahun baru hijriyah, misalnya: ‘Semoga menjadi tahun bahagia,’ atau ucapan: ‘Semoga kalian setiap tahun dalam kebaikan.’ Apakah ucapan ini disyariatkan?

Syaikh menjawab sbb:

”Ini adalah bid’ah. Ini bid’ah dan menyerupai ucapan selamat orang-orang Kristen dengan tahun baru Masehi, dan ini sesuatu yang tidak pernah dilakukan para Salaf. Selain itu, tahun baru hijriyah adalah istilah para shahabat radhiyallahu anhum untuk penanggalan muamalat saja. Mereka tidak menganggapnya sebagai hari raya dan mereka mengucapkan selamat atasnya karena ini tidak ada dasarnya. Para shahabat menjadikan tahun hijriyah untuk penanggalan muamalat dan mengatur muamalat saja”.

4. Syaikh Abdul Karim Al-Khidhir

Doa kepada sesama muslim dengan doa umum yang lafalnya tidak diyakini sebagai ibadah dalam beberapa peringatan seperti hari-hari raya tidak mengapa, apalagi apabila maksud dari ucapan selamat ini untuk menumbuhkan kasih sayang, menampakkan kegembiraan dan keceriaan pada wajah muslim lain.

Imam Ahmad rahimahullah berkata: “Aku tidak memulai ucapan selamat, tapi jika seseorang memulai dengan ucapan selamat maka aku suka menjawabnya karena menjawab ucapan selamat itu wajib. Adapun memulai ucapan selamat tidak ada sunnah yang diperintahkan dan juga bukan termasuk perkara yang dilarang.

KESIMPULAN:

1. Dari beberapa fatwa di atas dapat dipahami bahwa sebagian ulama besar membolehkan menjawab ucapan selamat saja tidak untuk memulainya, namun tidak menganggapnya perkara bid’ah yang besar karena itu adalah adat kebiasaan, bukan diyakini sebagai ibadah yang disyariatkan.

2. Sebaiknya kita menjelaskan kepada umat bahwa hal itu tidak ada dasarnya sehingga mereka tidak berlebih-lebihan dalam ucapan selamat tahun baru hijriyah. Karena hal itu dikhawatirkan bisa terjatuh dalam perkara bid’ah dan menyerupai kaum Nasrani sebagaimana fatwa Syaikh Shalih Al-Fauzan hafizhahullah.

3. Kita tidak disyariatkan untuk merayakan tahun baru hijriyah seperti perayaan hari raya (ied), karena perayaan sebagai bentuk ibadah dan ibadah sifatnya tauqifiyah. Wallahu a’lam bis-shawab.


sumber [ar/voa-islam.com]

Hukum merayakan tahun baru masehi

Assalamu Alaikum wr. wb.

tahun baru masehi, banyak umat Islam yang ikut merayakannya padahal perayaan tahun baru hanya dilakukan oleh umat Nasrani. bagaimanakah hukumnya merayakan Tahun Baru ataupun merayakan hari-hari yang lain seperti Ulang Tahun, Maulid?

Ada sekian banyak pendapat yang berbeda tentang hukum merayakan tahun baru masehi. Sebagian mengharamkan dan sebagian lainnya membolehkannya dengan syarat.

1. Pendapat yang Mengharamkan

Mereka yang mengharamkan perayaan malam tahun baru masehi, berhujjah dengan beberapa argumen.

a. Perayaan Malam Tahun Baru Adalah Ibadah Orang Kafir

Bahwa perayaan malam tahun baru pada hakikatnya adalah ritual peribadatan para pemeluk agama bangsa-bangsa di Eropa, baik yang Nasrani atau pun agama lainnya.

Sejak masuknya ajaran agama Nasrani ke eropa, beragam budaya paganis (keberhalaan) masuk ke dalam ajaran itu. Salah satunya adalah perayaan malam tahun baru. Bahkan menjadi satu kesatuan dengan perayaan Natal yang dipercaya secara salah oleh bangsa Eropa sebagai hari lahir nabi Isa.

Walhasil, perayaan malam tahun baru masehi itu adalah perayaan hari besar agama kafir. Maka hukumnya haram dilakukan oleh umat Islam.

b. Perayaan Malam Tahun Baru Menyerupai Orang Kafir

Meski barangkali ada yang berpendapat bahwa perayaan malam tahun tergantung niatnya, namun paling tidak seorang muslim yang merayakan datangnya malam tahun baru itu sudah menyerupai ibadah orang kafir. Dan sekedar menyerupai itu pun sudah haram hukumnya, sebagaimana sabda Rasulullah SAW:

من تشبه بقوم فهو منهم
Siapa yang menyerupai pekerjaan suatu kaum (agama tertentu), maka dia termasuk bagian dari mereka.

c. Perayaan Malam Tahun Baru Penuh Maksiat

Sulit dipungkiri bahwa kebanyakan orang-orang merayakan malam tahun baru dengan minum khamar, berzina, tertawa dan hura-hura. Bahkan bergadang semalam suntuk menghabiskan waktu dengan sia-sia. Padahal Allah SWT telah menjadikan malam untuk berisitrahat, bukan untuk melek sepanjang malam, kecuali bila ada anjuran untuk shalat malam.

Maka mengharamkan perayaan malam tahun baru buat umat Islam adalah upaya untuk mencegah dan melindungi umat Islam dari pengaruh buruk yang lazim dikerjakan para ahli maksiat.

d. Perayaan Malam Tahun Baru Adalah Bidah

Syariat Islam yang dibawa oleh Rasulullah SAW adalah syariat yang lengkap dan sudah tuntas. Tidak ada lagi yang tertinggal.

Sedangkan fenomena sebagian umat Islam yang mengadakan perayaan malam tahun baru masehi di masjid-masijd dengan melakukan shalat malam berjamaah, tanpa alasan lain kecuali karena datangnya malam tahun baru, adalah sebuah perbuatan bid’ah yang tidak pernah dikerjakan oleh Rasulullah SAW, para shahabat dan salafus shalih.

Maka hukumnya bid’ah bila khusus untuk even malam tahun baru digelar ibadah ritual tertentu, seperti qiyamullail, doa bersama, istighatsah, renungan malam, tafakkur alam, atau ibadah mahdhah lainnya. Karena tidak ada landasan syar’inya.

2. Pendapat yang Menghalalkan

Pendapat yang menghalalkan berangkat dari argumentasi bahwa perayaan malam tahun baru masehi tidak selalu terkait dengan ritual agama tertentu. Semua tergantung niatnya. Kalau diniatkan untuk beribadah atau ikut-ikutan orang kafir, maka hukumnya haram. Tetapi tidak diniatkan mengikuti ritual orang kafir, maka tidak ada larangannya.

Mereka mengambil perbandingan dengan liburnya umat Islam di hari natal. Kenyataannya setiap ada tanggal merah di kalender karena natal, tahun baru, kenaikan Isa, paskah dan sejenisnya, umat Islam pun ikut-ikutan libur kerja dan sekolah. Bahkan bank-bank syariah, sekolah Islam, pesantren, departemen Agama RI dan institusi-institusi keIslaman lainnya juga ikut libur. Apakah liburnya umat Islam karena hari-hari besar kristen itu termasuk ikut merayakan hari besar mereka?

Umumnya kita akan menjawab bahwa hal itu tergantung niatnya. Kalau kita niatkan untuk merayakan, maka hukumnya haram. Tapi kalau tidak diniatkan merayakan, maka hukumnya boleh-boleh saja.

Demikian juga dengan ikutan perayaan malam tahun baru, kalau diniatkan ibadah dan ikut-ikutan tradisi bangsa kafir, maka hukumnya haram. Tapi bila tanpa niat yang demikian, tidak mengapa hukumnya.

Adapun kebiasaan orang-orang merayakan malam tahun baru dengan minum khamar, zina dan serangkaian maksiat, tentu hukumnya haram. Namun bila yang dilakukan bukan maksiat, tentu keharamannya tidak ada. Yang haram adalah maksiatnya, bukan merayakan malam tahun barunya.

Misalnya, umat Islam memanfaatkan even malam tahun baru untuk melakukan hal-hal positif, seperti memberi makan fakir miskin, menyantuni panti asuhan, membersihkan lingkungan dan sebagainya.

Demikianlah ringkasan singkat tentang perbedaan pandangan dari beragam kalangan tentang hukum umat Islam merayakan malam tahun baru.

Wallahu a’lam bishshawab, wassalamu ‘alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Rabu, 29 Desember 2010

Buat gambar pojok

Anda pingin ada sesuatu gambar hidup yang menghiasi halaman blog anda..?
Gambar ini bisa anda letakkan di salah satu pojok di halaman blog anda.
Anda bisa meletakkannya di kiri atas, kiri bawah, kanan atas ataupun kanan bawah

Bagaimana caranya..?
Silahkan ikuti langkah-langkah berikut ini.

1. Pertama-tama silahkan cari dulu icon yang cocok dengan selera anda di sini [ gifs ]
2. Setelah ketemu gambar yang anda inginkan, silahkan di copy alamat URL nya
3. Masuk ke Blog anda
4. Klik Tata Letak
5. Klik Edit HTML
6. Klik kotak kecil Expand Template Widget
7. Silahkan cari di dalam template anda kode ]]></b:skin>
8. Persis sebelum kode tersebut, copypastekan script berikut ini




#trik_pojok {
position:fixed;_position:absolute;bottom:0px; left:0px;
clip:inherit;
_top:expression(document.documentElement.scrollTop+
document.documentElement.clientHeight-this.clientHeight);
_left:expression(document.documentElement.scrollLeft+
document.documentElement.clientWidth - offsetWidth); }


9. Text yang berwarna merah adalah menunjukkan posisi penempatan dari gambar tersebut
10. Silahkan anda ganti sesuai keinginan anda, (kiri=left, kanan=right, atas=top, bawah=bottom)
11. Berikutnya cari lagi di dalam template anda kode </body>
12. Persis sebelum kode tersebut, copypastekan script berikut ini



<div id="trik_pojok">
<a href="http://pinginbelajar.blogspot.com">
<img src="http://www.boongan_doang.gif" border="0" /></a>
</div>



13. Silahkan ganti http://pinginbelajar.blogspot.com dengan alamat blog anda
14. Ganti juga http://www.boongan_doang.gif dengan alamat URL gambar pilihan anda, yang telah anda copy (lihat langkah no. 2)
15. Cara mendapatkan URLnya, silahkan anda klik kanan pada gambar yang anda inginkan, kemudian klik Properties, kemudian copy alamat URL yang ditampilkan pada baris Location
16. Klik Pratinjau untuk melihat hasil kerja anda
17. Jika sudah sesuai dengan keinginan anda, klik Simpan Template
18. Selesai

Selamat mencoba, semoga bermanfaat

Khalid Bin Walid

Khalid dilahirkan kira-kira 17 tahun sebelum masa pembangunan Islam. Dia anggota suku Bani Makhzum, suatu cabang dari suku Quraisy. Ayahnya bernama Walid dan ibunya Lababah. Khalid termasuk di antara keluarga Nabi yang sangat dekat. Maimunah, bibi dari Khalid, adalah isteri Nabi. Dengan Umar sendiri pun Khalid ada hubungan keluarga, yakni saudara sepupunya. Suatu hari pada masa kanak-kanaknya kedua saudara sepupu ini main adu gulat. Khalid dapat mematahkan kaki Umar. Untunglah dengan melalui suatu perawatan kaki Umar dapat diluruskan kembali dengan baik.

Ayah Khalid yang bernama Walid, adalah salah seorang pemimpin yang paling berkuasa di antara orang-orang Quraisy. Dia sangat kaya. Dia menghormati Ka'bah dengan perasaan yang sangat mendalam. Sekali dua tahun dialah yang menyediakan kain penutup Ka'bah. Pada masa ibadah Haji dia memberi makan dengan cuma-cuma bagi semua orang yang datang berkumpul di Mina.

Ketika orang Quraisy memperbaiki Ka'bah tidak seorang pun yang berani meruntuhkan dinding-dindingnya yang tua itu. Semua orang takut kalau-kalau jatuh dan mati. Melihat suasana begini Walid maju ke depan dengan bersenjatakan sekop sambil berteriak, "Oh, Tuhan jangan marah kepada kami. Kami berniat baik terhadap rumahMu".
Nabi mengharap-harap dengan sepenuh hati, agar Walid masuk Islam. Harapan ini timbul karena Walid seorang kesatria yang berani di mata rakyat. Karena itu dia dikagumi dan dihormati oleh orang banyak. Jika dia telah masuk Islam ratusan orang akan mengikutinya.
Dalam hati kecilnya Walid merasa, bahwa Al Qur-'an itu adalah kalimat-kalimat Allah. Dia pernah mengatakan secara jujur dan terang-terangan, bahwa dia tidak bisa berpisah dari keindahan dan kekuatan ayat-ayat suci itu.

Ucapan yang terus terang ini memberikan harapan bagi Nabi, bahwa Walid akan segera masuk Islam. Tetapi impian dan harapan ini tak pernah menjadi kenyataan. Kebanggaan atas diri sendiri membendung bisikan-bisikan hati nuraninya. Dia takut kehilangan kedudukannya sebagai pemimpin bangsa Quraisy. Kesangsian ini menghalanginya untuk menurutkan rayuan-rayuan hati nuraninya. Sayang sekali orang yang begini baik, akhirnya mati sebagai orang yang bukan Islam.

Suku Bani Makhzum mempunyai tugas-tugas penting. Jika terjadi peperangan, Bani Muhzum lah yang mengurus gudang senjata dan gudang tenaga tempur. Suku inilah yang mengumpulkan kuda dan senjata bagi prajurit-prajurit.
Tidak ada cabang suku Quraisy lain yang bisa lebih dibanggakan seperti Bani Makhzum. Ketika diadakan kepungan maut terhadap orang-orang Islam di lembah Abu Thalib, orang-orang Bani Makhzum lah yang pertama kali mengangkat suaranya menentang pengepungan itu.

Latihan Pertama
Kita tidak banyak mengetahui mengenai Khalid pada masa kanak-kanaknya. Tetapi satu hal kita tahu dengan pasti, ayah Khalid orang berada. Dia mempunyai kebun buah-buahan yang membentang dari kota Mekah sampai ke Thaif. Kekayaan ayahnya ini membuat Khalid bebas dari kewajiban-kewajibannya.

Dia lebih leluasa dan tidak usah belajar berdagang. Dia tidak usah bekerja untuk menambah pencaharian orang tuanya. Kehidupan tanpa suatu ikatan memberi kesempatan kepada Khalid mengikuti kegemarannya. Kegemarannya ialah adu tinju dan berkelahi.

Saat itu pekerjaan dalam seni peperangan dianggap sebagai tanda seorang Satria. Panglima perang berarti pemimpin besar. Kepahlawanan adalah satu hal terhormat di mata rakyat.
Ayah Khalid dan beberapa orang pamannya adalah orang-orang yang terpandang di mata rakyat. Hal ini memberikan dorongan keras kepada Khalid untuk mendapatkan kedudukan terhormat, seperti ayah dan paman-pamanya. Satu-satunya permintaan Khalid ialah agar menjadi orang yang dapat mengatasi teman-temannya di dalam hal adu tenaga. Sebab itulah dia menceburkan dirinya kedalam seni peperangan dan seni bela diri. Malah mempelajari keahlian mengendarai kuda, memainkan pedang dan memanah. Dia juga mencurahkan perhatiannya ke dalam hal memimpin angkatan perang. Bakat-bakatnya yang asli, ditambah dengan latihan yang keras, telah membina Khalid menjadi seorang yang luar biasa. Kemahiran dan keberaniannya mengagumkan setiap orang.

Pandangan yang ditunjukkannya mengenai taktik perang menakjubkan setiap orang. Dengan gamblang orang dapat melihat, bahwa dia akan menjadi ahli dalam seni kemiliteran.
Dari masa kanak-kanaknya dia memberikan harapan untuk menjadi ahli militer yang luar biasa senialnya.

Menentang Islam
Pada masa kanak-kanaknya Khalid telah kelihatan menonjol diantara teman-temannya. Dia telah sanggup merebut tempat istimewa dalam hati rakyat. Lama kelamaan Khalid menanjak menjadi pemimpin suku Quraisy. Pada waktu itu orang-orang Quraisy sedang memusuhi Islam. Mereka sangat anti dan memusuhi agama Islam dan penganut-penganut Islam. Kepercayaan baru itu menjadi bahaya bagi kepercayaan dan adat istiadat orang-orang Quraisy. Orang-orang Quraisy sangat mencintai adat kebiasaannya. Sebab itu mereka mengangkat senjata untuk menggempur orang-orang Islam. Tunas Islam harus dihancurkan sebelum tumbuh berurat berakar. Khalid sebagai pemuda Quraisy yang berani dan bersemangat berdiri digaris paling depan dalam penggempuran terhadap kepercayaan baru ini. Hal ini sudah wajar dan seirama dengan kehendak alam.

Sejak kecil pemuda Khalid bertekad menjadi pahlawan Quraisy. Kesempatan ini diperolehnya dalam pertentangan-pertentangan dengan orang-orang Islam. Untuk membuktikan bakat dan kecakapannya ini, dia harus menonjolkan dirinya dalam segala pertempuran. Dia harus memperlihatkan kepada sukunya kwalitasnya sebagai pekelahi.

Peristiwa Uhud
Kekalahan kaum Quraisy di dalam perang Badar membuat mereka jadi kegila-gilaan, karena penyesalan dan panas hati. Mereka merasa terhina. Rasa sombong dan kebanggaan mereka sebagai suku Quraisy telah meluncur masuk lumpur kehinaan Arang telah tercoreng di muka orang-orang Quraisy. Mereka seolah-olah tidak bisa lagi mengangkat dirinya dari lumpur kehinaan ini. Dengan segera mereka membuat persiapan-persiapan untuk membalas pengalaman pahit yang terjadi di Badar.

Sebagai pemuda Quraisy, Khalid bin Walid pun ikut merasakan pahit getirnya kekalahan itu. Sebab itu dia ingin membalas dendam sukunya dalam peperangan Uhud. Khalid dengan pasukannya bergerak ke Uhud dengan satu tekad menang atau mati. Orang-orang Islam dalam pertempuran Uhud ini mengambil posisi dengan membelakangi bukit Uhud.
Sungguhpun kedudukan pertahanan baik, masih terdapat suatu kekhawatiran. Di bukit Uhud masih ada suatu tanah genting, di mana tentara Quraisy dapat menyerbu masuk pertahanan Islam. Untuk menjaga tanah genting ini, Nabi menempatkan 50 orang pemanah terbaik. Nabi memerintahkan kepada mereka agar bertahan mati-matian. Dalam keadaan bagaimana jua pun jangan sampai meninggalkan pos masing-masing.

Khalid bin Walid memimpin sayap kanan tentara Quraisy empat kali lebih besar jumlahnya dari pasukan Islam. Tetapi mereka jadi ragu-ragu mengingat kekalahan-kekalahan yang telah mereka alami di Badar. Karena kekalahan ini hati mereka menjadi kecil menghadapi keberanian orang-orang Islam.

Sungguh pun begitu pasukan-pasukan Quraisy memulai pertempuran dengan baik. Tetapi setelah orang-orang Islam mulai mendobrak pertahanan mereka, mereka telah gagal untuk mempertahankan tanah yang mereka injak.

Kekuatannya menjadi terpecah-pecah. Mereka lari cerai-berai. Peristiwa Badar berulang kembali di Uhud. Saat-saat kritis sedang mengancam orang-orang Quraisy. Tetapi Khalid bin Walid tidak goncang dan sarafnya tetap membaja. Dia mengumpulkan kembali anak buahnya dan mencari kesempatan baik guna melakukan pukulan yang menentukan.

Melihat orang-orang Quraisy cerai-berai, pemanah-pemanah yang bertugas ditanah genting tidak tahan hati. Pasukan Islam tertarik oleh harta perang, harta yang ada pada mayat-mayat orang-orang Quraisy. Tanpa pikir panjang akan akibatnya, sebagian besar pemanah-pemanah, penjaga tanah genting meninggalkan posnya dan menyerbu kelapangan.

Pertahanan tanah genting menjadi kosong. Khalid bin Walid dengan segera melihat kesempatan baik ini. Dia menyerbu ketanah genting dan mendesak masuk. Beberapa orang pemanah yang masih tinggal dikeroyok bersama-sama. Tanah genting dikuasai oleh pasukan Khalid dan mereka menjadi leluasa untuk menggempur pasukan Islam dari belakang.

Dengan kecepatan yang tak ada taranya Khalid masuk dari garis belakang dan menggempur orang Islam di pusat pertahanannya. Melihat Khalid telah masuk melalui tanah genting, orang-orang Quraisy yang telah lari cerai-berai berkumpul kembali dan mengikuti jejak Khalid menyerbu dari belakang. Pemenang-pemenang antara beberapa menit yang lalu, sekarang telah terkepung lagi dari segenap penjuru, dan situasi mereka menjadi gawat.
Khalid bin Walid telah merobah kemenangan orang Islam di Uhud menjadi suatu kehancuran. Mestinya orang-orang Quraisylah yang kalah dan cerai-berai. Tetapi karena gemilangnya Khalid sebagai ahli siasat perang, kekalahan-kekalahan telah disunglapnya menjadi satu kemenangan. Dia menemukan lobang-lobang kelemahan pertahanan orang Islam.
Hanya pahlawan Khalid lah yang dapat mencari saat-saat kelemahan lawannya. Dan dia pula yang sanggup menarik kembali tentara yang telah cerai-berai dan memaksanya untuk bertempur lagi. Seni perangnya yang luar biasa inilah yang mengungkap kekalahan Uhud menjadi suatu kemenangan bagi orang Quraisy.

Ketika Khalid bin Walid memeluk Islam Rasulullah shallallaahu 'alaihi wasallam sangat bahagia, karena Khalid mempunyai kemampuan berperang yang dapat digunakan untuk membela Islam dan meninggikan kalimatullah dengan perjuangan jihad. Dalam banyak kesempatan peperangan Islam Khalid bin Walid diangkat menjadi komandan perang dan menunjukan hasil gemilang atas segala upaya jihadnya. Betapapun hebatnya Khalid bin Walid di dalam medan pertempuran, dengan berbagai luka yang menyayat badannya, namun ternyata kematianya di atas ranjang. Betapa menyesalnya Khalid harapan untuk mati sahid di medan perang ternyata tidak tercapai dan Allah menghendakinya mati di atas tempat tidur, sesudah perjuangan membela Islam yang luar biasa itu. Demikianlah kekuasaan Allah. Manusia berasal dari Allah dan akan kembali kepada-Nya sesuai dengan kemaua-Nya.

Artikel : Fikir Muslim Indonesia

Kisah Taubat Pembunuh 100 Jiwa

Kisah ini diriwayatkan dari Abu Sa’id Sa’ad bin Malik bin Sinaan Al Khudri radhiyallahu ‘anhu, sesungguhnya Nabi shalallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

أنّ نَبِيَّ الله – صلى الله عليه وسلم – ، قَالَ : (( كَانَ فِيمَنْ كَانَ قَبْلَكمْ رَجُلٌ قَتَلَ تِسْعَةً وتِسْعينَ نَفْساً ، فَسَأَلَ عَنْ أعْلَمِ أَهْلِ الأرضِ ، فَدُلَّ عَلَى رَاهِبٍ ، فَأَتَاهُ . فقال : إنَّهُ قَتَلَ تِسعَةً وتِسْعِينَ نَفْساً فَهَلْ لَهُ مِنْ تَوبَةٍ ؟ فقالَ : لا ، فَقَتَلهُ فَكَمَّلَ بهِ مئَةً ، ثُمَّ سَأَلَ عَنْ أَعْلَمِ أَهْلِ الأَرضِ ، فَدُلَّ عَلَى رَجُلٍ عَالِمٍ . فقَالَ : إِنَّهُ قَتَلَ مِئَةَ نَفْسٍ فَهَلْ لَهُ مِنْ تَوْبَةٍ ؟ فقالَ : نَعَمْ ، ومَنْ يَحُولُ بَيْنَهُ وبَيْنَ التَّوْبَةِ ؟ انْطَلِقْ إِلى أرضِ كَذَا وكَذَا فإِنَّ بِهَا أُناساً يَعْبُدُونَ الله تَعَالَى فاعْبُدِ الله مَعَهُمْ ، ولاَ تَرْجِعْ إِلى أَرْضِكَ فَإِنَّهَا أرضُ سُوءٍ ، فانْطَلَقَ حَتَّى إِذَا نَصَفَ الطَّرِيقَ أَتَاهُ الْمَوْتُ ، فاخْتَصَمَتْ فِيهِ مَلائِكَةُ الرَّحْمَةِ ومَلائِكَةُ العَذَابِ . فَقَالتْ مَلائِكَةُ الرَّحْمَةِ : جَاءَ تَائِباً ، مُقْبِلاً بِقَلبِهِ إِلى اللهِ تَعَالَى ، وقالتْ مَلائِكَةُ العَذَابِ : إنَّهُ لمْ يَعْمَلْ خَيراً قَطُّ ، فَأَتَاهُمْ مَلَكٌ في صورَةِ آدَمِيٍّ فَجَعَلُوهُ بَيْنَهُمْ
- أيْ حَكَماً – فقالَ : قِيسُوا ما بينَ الأرضَينِ فَإلَى أيّتهما كَانَ أدنَى فَهُوَ لَهُ . فَقَاسُوا فَوَجَدُوهُ أدْنى إِلى الأرْضِ التي أرَادَ ، فَقَبَضَتْهُ مَلائِكَةُ الرَّحمةِ )) مُتَّفَقٌ عليه .
“Dahulu pada masa sebelum kalian ada seseorang yang pernah membunuh 99 jiwa. Lalu ia bertanya tentang keberadaan orang-orang yang paling alim di muka bumi. Namun ia ditunjuki pada seorang rahib. Lantas ia pun mendatanginya dan berkata, ”Jika seseorang telah membunuh 99 jiwa, apakah taubatnya diterima?” Rahib pun menjawabnya, ”Orang seperti itu tidak diterima taubatnya.” Lalu orang tersebut membunuh rahib itu dan genaplah 100 jiwa yang telah ia renggut nyawanya.


Kemudian ia kembali lagi bertanya tentang keberadaan orang yang paling alim di muka bumi. Ia pun ditunjuki kepada seorang ‘alim. Lantas ia bertanya pada ‘alim tersebut, ”Jika seseorang telah membunuh 100 jiwa, apakah taubatnya masih diterima?” Orang alim itu pun menjawab, ”Ya masih diterima. Dan siapakah yang akan menghalangi antara dirinya dengan taubat? Beranjaklah dari tempat ini dan ke tempat yang jauh di sana karena di sana terdapat sekelompok manusia yang menyembah Allah Ta’ala, maka sembahlah Allah bersama mereka. Dan janganlah kamu kembali ke tempatmu(yang dulu) karena tempat tersebut adalah tempat yang amat jelek.”


Laki-laki ini pun pergi (menuju tempat yang ditunjukkan oleh orang alim tersebut). Ketika sampai di tengah perjalanan, maut pun menjemputnya. Akhirnya, terjadilah perselisihan antara malaikat rahmat dan malaikat adzab. Malaikat rahmat berkata, ”Orang ini datang dalam keadaan bertaubat dengan menghadapkan hatinya kepada Allah”. Namun malaikat adzab berkata, ”Orang ini belum pernah melakukan kebaikan sedikit pun”. Lalu datanglah malaikat lain dalam bentuk manusia, mereka pun sepakat untuk menjadikan malaikat ini sebagai pemutus perselisihan mereka. Malaikat ini berkata, ”Ukurlah jarak kedua tempat tersebut (jarak antara tempat jelek yang dia tinggalkan dengan tempat yang baik yang ia tuju -pen). Jika jaraknya dekat, maka ia yang berhak atas orang ini.” Lalu mereka pun mengukur jarak kedua tempat tersebut dan mereka dapatkan bahwa orang ini lebih dekat dengan tempat yang ia tuju. Akhirnya,ruhnya pun dicabut oleh malaikat rahmat.”1

Beberapa Faedah Hadits

Pertama: Luasnya ampunan Allah
Hadits ini menunjukkan luasnya ampunan Allah. Hal ini dikuatkan dengan hadits lainnya,
حَدَّثَنَا أَنَسُ بْنُ مَالِكٍ قَالَ سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- يَقُولُ « قَالَ اللَّهُ يَا ابْنَ آدَمَ إِنَّكَ مَا دَعَوْتَنِى وَرَجَوْتَنِى غَفَرْتُ لَكَ عَلَى مَا كَانَ فِيكَ وَلاَ أُبَالِى يَا ابْنَ آدَمَ لَوْ بَلَغَتْ ذُنُوبُكَ عَنَانَ السَّمَاءِ ثُمَّ اسْتَغْفَرْتَنِى غَفَرْتُ لَكَ وَلاَ أُبَالِى يَا ابْنَ آدَمَ إِنَّكَ لَوْ أَتَيْتَنِى بِقُرَابِ الأَرْضِ خَطَايَا ثُمَّ لَقِيتَنِى لاَ تُشْرِكُ بِى شَيْئًا لأَتَيْتُكَ بِقُرَابِهَا مَغْفِرَةً »
Anas bin Malik menceritakan bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, Allah Ta’ala berfirman (yang artinya), ”Wahai anak Adam, sesungguhnya jika engkau menyeru dan mengharap pada-Ku, maka pasti Aku ampuni dosa-dosamu tanpa Aku pedulikan. Wahai anak Adam, seandainya dosamu membumbung tinggi hingga ke langit, tentu akan Aku ampuni, tanpa Aku pedulikan. Wahai anak Adam, seandainya seandainya engkau mendatangi-Ku dengan dosa sepenuh bumi dalam keadaan tidak berbuat syirik sedikit pun pada-Ku, tentu Aku akan mendatangi-Mu dengan ampunan sepenuh bumi pula.”2


Kedua: Allah akan mengampuni setiap dosa meskipun dosa besar selama mau bertaubat
Selain faedah dari hadits ini, kita juga dapat melihat pada firman Allah Ta’ala,
قُلْ يَا عِبَادِيَ الَّذِينَ أَسْرَفُوا عَلَى أَنْفُسِهِمْ لَا تَقْنَطُوا مِنْ رَحْمَةِ اللَّهِ إِنَّ اللَّهَ يَغْفِرُ الذُّنُوبَ جَمِيعًا إِنَّهُ هُوَ الْغَفُورُ الرَّحِيمُ
“Katakanlah: “Hai hamba-hamba-Ku yang malampaui batas terhadap diri mereka sendiri, janganlah kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya Allah mengampuni dosa-dosa semuanya. Sesungguhnya Dia-lah Yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (QS. Az Zumar: 53).

Ibnu Katsir mengatakan, ”Ayat yang mulia ini berisi seruan kepada setiap orang yang berbuat maksiat baik kekafiran dan lainnya untuk segera bertaubat kepada Allah. Ayat ini mengabarkan bahwa Allah akan mengampuni seluruh dosa bagi siapa yang ingin bertaubat dari dosa-dosa tersebut, walaupun dosa tersebut amat banyak, bagai buih di lautan. ”3

Ayat ini menunjukkan bahwa Allah akan mengampuni setiap dosa walaupun itu dosa kekufuran, kesyirikan, dan dosa besar (seperti zina, membunuh dan minum minuman keras). Sebagaimana Ibnu Katsir mengatakan, ”Berbagai hadits menunjukkan bahwa Allah mengampuni setiap dosa (termasuk pula kesyirikan) jika seseorang bertaubat. Janganlah seseorang berputus asa dari rahmat Allah walaupun begitu banyak dosa yang ia lakukan karena pintu taubat dan rahmat Allah begitu luas.”4

Ketiga: Janganlah membuat seseorang putus asa dari rahmat Allah
Ketika menjelaskan surat Az Zumar ayat 53 di atas, Ibnu Abbas mengatakan, “Barangsiapa yang membuat seorang hamba berputus asa dari taubat setelah turunnya ayat ini, maka ia berarti telah menentang Kitabullah ‘azza wa jalla. Akan tetapi seorang hamba tidak mampu untuk bertaubat sampai Allah memberi taufik padanya untuk bertaubat.”5

Keempat: Seseorang yang melakukan dosa beberapa kali dan ia bertaubat, Allah pun akan mengampuninya
Sebagaimana disebutkan pula dalam hadits lainnya, dari Abu Huroiroh, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda yang diceritakan dari Rabbnya ‘azza wa jalla,
أَذْنَبَ عَبْدٌ ذَنْبًا فَقَالَ اللَّهُمَّ اغْفِرْ لِى ذَنْبِى. فَقَالَ تَبَارَكَ وَتَعَالَى أَذْنَبَ عَبْدِى ذَنْبًا فَعَلِمَ أَنَّ لَهُ رَبًّا يَغْفِرُ الذَّنْبَ وَيَأْخُذُ بِالذَّنْبِ. ثُمَّ عَادَ فَأَذْنَبَ فَقَالَ أَىْ رَبِّ اغْفِرْ لِى ذَنْبِى. فَقَالَ تَبَارَكَ وَتَعَالَى عَبْدِى أَذْنَبَ ذَنْبًا فَعَلِمَ أَنَّ لَهُ رَبًّا يَغْفِرُ الذَّنْبَ وَيَأْخُذُ بِالذَّنْبِ. ثُمَّ عَادَ فَأَذْنَبَ فَقَالَ أَىْ رَبِّ اغْفِرْ لِى ذَنْبِى. فَقَالَ تَبَارَكَ وَتَعَالَى أَذْنَبَ عَبْدِى ذَنْبًا فَعَلِمَ أَنَّ لَهُ رَبًّا يَغْفِرُ الذَّنْبَ وَيَأْخُذُ بِالذَّنْبِ وَاعْمَلْ مَا شِئْتَ فَقَدْ غَفَرْتُ لَكَ
“Ada seorang hamba yang berbuat dosa lalu dia mengatakan ‘Allahummagfirliy dzanbiy’ [Ya Allah, ampunilah dosaku. Lalu Allah berfirman, ‘Hamba-Ku telah berbuat dosa, lalu dia mengetahui bahwa dia memiliki Rabb yang mengampuni dosa dan menghukumi setiap perbuatan dosa’. (Maka Allah mengampuni dosanya), kemudian hamba tersebut mengulangi lagi berbuat dosa, lalu dia mengatakan, ‘Ay robbi agfirli dzanbiy’ [Wahai Rabb, ampunilah dosaku]. Lalu Allah berfirman, ‘Hamba-Ku telah berbuat dosa, lalu dia mengetahui bahwa dia memiliki Rabb yang mengampuni dosa dan menghukumi setiap perbuatan dosa’. (Maka Allah mengampuni dosanya), kemudian hamba tersebut mengulangi lagi berbuat dosa, lalu dia mengatakan, ‘Ay robbi agfirli dzanbiy’ [Wahai Rabb, ampunilah dosaku]. Lalu Allah berfirman, ‘Hamba-Ku telah berbuat dosa, lalu dia mengetahui bahwa dia memiliki Rabb yang mengampuni dosa dan menghukumi setiap perbuatan dosa. Beramallah sesukamu, sungguh engkau telah diampuni.”6

An Nawawi dalam Syarh Muslim mengatakan bahwa yang dimaksudkan dengan ‘beramallah sesukamu’ adalah selama engkau berbuat dosa lalu bertaubat, maka Allah akan mengampunimu.

An Nawawi mengatakan, ”Seandainya seseorang berulang kali melakukan dosa hingga 100 kali, 1000 kali atau lebih, lalu ia bertaubat setiap kali berbuat dosa, maka pasti Allah akan menerima taubatnya setiap kali ia bertaubat, dosa-dosanya pun akan gugur. Seandainya ia bertaubat dengan sekali taubat saja setelah ia melakukan semua dosa tadi, taubatnya pun sah.”7

Ya Rabb, begitu luas sekali rahmat dan ampunan-Mu terhadap hamba yang hina ini …

Kelima: Diterimanya taubat seorang pembunuh
An Nawawi rahimahullah mengatakan, ”Ini adalah madzhbab para ulama dan mereka pun berijma’ (bersepakat) bahwa taubat seorang yang membunuh dengan sengaja, itu sah. Para ulama tersebut tidak berselisih pendapat kecuali Ibnu ‘Abbas. Adapun beberapa perkataan yang dinukil dari sebagian salaf yang menyatakan taubatnya tidak diterima, itu hanyalah perkataan dalam maksud mewanti-wanti besarnya dosa membunuh dengan sengaja. Mereka tidak memaksudkan bahwa taubatnya tidak sah.”8

Keenam: Orang yang bertaubat hendaknya berhijrah dari lingkungan yang jelek
An Nawawi mengatakan, ”Hadits ini menunjukkan orang yang ingin bertaubat dianjurkan untuk berpindah dari tempat ia melakukan maksiat.”9

Ketujuh: Memperkuat taubat yaitu berteman dengan orang yang sholih
An Nawawi mengatakan, ”Hendaklah orang yang bertaubat mengganti temannya dengan teman-teman yang baik, sholih, berilmu, ahli ibadah, waro’dan orang-orang yang meneladani mereka-mereka tadi. Hendaklah ia mengambil manfaat ketika bersahabat dengan mereka.”10

Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam juga mengajarkan kepada kita agar bersahabat dengan orang yang dapat memberikan kebaikan dan sering menasehati kita.
مَثَلُ الْجَلِيسِ الصَّالِحِ وَالْجَلِيسِ السَّوْءِ كَمَثَلِ صَاحِبِ الْمِسْكِ ، وَكِيرِ الْحَدَّادِ ، لاَ يَعْدَمُكَ مِنْ صَاحِبِ الْمِسْكِ إِمَّا تَشْتَرِيهِ ، أَوْ تَجِدُ رِيحَهُ ، وَكِيرُ الْحَدَّادِ يُحْرِقُ بَدَنَكَ أَوْ ثَوْبَكَ أَوْ تَجِدُ مِنْهُ رِيحًا خَبِيثَةً
“Seseorang yang duduk (berteman) dengan orang sholih dan orang yang jelek adalah bagaikan berteman dengan pemilik minyak misk dan pandai besi. Jika engkau tidak dihadiahkan minyak misk olehnya, engkau bisa membeli darinya atau minimal dapat baunya. Adapun berteman dengan pandai besi, jika engkau tidak mendapati badan atau pakaianmu hangus terbakar, minimal engkau dapat baunya yang tidak enak.”11

Ibnu Hajar Al Asqolani mengatakan, “Hadits ini menunjukkan larangan berteman dengan orang-orang yang dapat merusak agama maupun dunia kita. Dan hadits ini juga menunjukkan dorongan agar bergaul dengan orang-orang yang dapat memberikan manfaat dalam agama dan dunia.”12

Kedelapan: Keutamaan ilmu dan orang yang berilmu
Dalam hadits ini dapat kita ambil pelajaran pula bahwa orang yang berilmu memiliki keutamaan yang luar biasa dibanding ahli ibadah. Sebagaimana disebutkan dalam hadits lainnya, dari Abu Darda’, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
وَإِنَّ فَضْلَ الْعَالِمِ عَلَى الْعَابِدِ كَفَضْلِ الْقَمَرِ لَيْلَةَ الْبَدْرِ عَلَى سَائِرِ الْكَوَاكِبِ
”Dan keutamaan orang yang berilmu dibanding seorang ahli ibadah adalah bagaikan keutamaan bulan pada malam purnama dibanding bintang-bintang lainnya.”13 Al Qodhi mengatakan, ”Orang yang berilmu dimisalkan dengan bulan dan ahli ibadah dimisalkan dengan bintang karena kesempurnaan ibadah dan cahayanya tidaklah muncul dari ahli ibadah. Sedangkan cahaya orang yang berilmu berpengaruh pada yang lainnya.”14

Kesembilan: Orang yang berfatwa tanpa ilmu hanya membawa kerusakan
Lihatlah bagaimana kerusakan yang diperbuat oleh ahli ibadah yang berfatwa tanpa dasar ilmu. Ia membuat orang lain sesat bahkan kerugian menimpa dirinya sendiri. Maka benarlah apa yang dikatakan oleh Umar bin ‘Abdul ‘Aziz,
مَنْ عَبَدَ اللهَ بِغَيْرِ عِلْمٍ كَانَ مَا يُفْسِدُ أَكْثَرَ مِمَّا يُصْلِحُ
”Barangsiapa beribadah pada Allah tanpa ilmu, maka kerusakan yang ditimbulkan lebih besar daripada perbaikan yang dilakukan.”15

Syarat Diterimanya Taubat
Syarat taubat yang mesti dipenuhi oleh seseorang yang ingin bertaubat adalah sebagai berikut:
Pertama: Taubat dilakukan dengan ikhlas, bukan karena makhluk atau untuk tujuan duniawi.
Kedua: Menyesali dosa yang telah dilakukan sehingga ia pun tidak ingin mengulanginya kembali.
Ketiga: Tidak terus menerus dalam berbuat dosa. Maksudnya, apabila ia melakukan keharaman, maka ia segera tinggalkan dan apabila ia meninggalkan suatu yang wajib, maka ia kembali menunaikannya. Dan jika berkaitan dengan hak manusia, maka ia segera menunaikannya atau meminta maaf.
Keempat: Bertekad untuk tidak mengulangi dosa tersebut lagi karena jika seseorang masih bertekad untuk mengulanginya maka itu pertanda bahwa ia tidak benci pada maksiat.
Kelima: Taubat dilakukan pada waktu diterimanya taubat yaitu sebelum datang ajal atau sebelum matahari terbit dari arah barat. Jika dilakukan setelah itu, maka taubat tersebut tidak lagi diterima.
Inilah syarat taubat yang biasa disebutkan oleh para ulama.

Penutup
Saudaraku yang sudah bergelimang maksiat dan dosa. Kenapa engkau berputus asa dari rahmat Allah? Lihatlah bagaimana ampunan Allah bagi setiap orang yang memohon ampunan pada-Nya. Orang yang sudah membunuh 99 nyawa + 1 pendeta yang ia bunuh, masih Allah terima taubatnya. Lantas mengapa engkau masih berputus asa dari rahmat Allah?!

Orang yang dulunya bergelimang maksiat pun setelah ia taubat, bisa saja ia menjadi orang yang lebih baik dari sebelumnya. Ia bisa menjadi muslim yang sholih dan muslimah yang sholihah. Itu suatu hal yang mungkin dan banyak sekali yang sudah membuktikannya. Mungkin engkau pernah mendengar nama Fudhail bin Iyadh. Dulunya beliau adalah seorang perampok. Namun setelah itu bertaubat dan menjadi ulama besar. Itu semua karena taufik Allah. Kami pun pernah mendengar ada seseorang yang dulunya terjerumus dalam maksiat dan pernah menzinai pacarnya. Namun setelah berhijrah dan bertaubat, ia pun menjadi seorang yang alim dan semakin paham agama. Semua itu karena taufik Allah. Dan kami yakin engkau pun pasti bisa lebih baik dari sebelumnya. Semoga Allah beri taufik.

Ingatlah bahwa orang yang berbuat dosa kemudia ia bertaubat dan Allah ampuni, ia seolah-olah tidak pernah berbuat dosa sama sekali. Dari Abu ‘Ubaidah bin ‘Abdillah dari ayahnya, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
التَّائِبُ مِنَ الذَّنْبِ كَمَنْ لاَ ذَنْبَ لَهُ
”Orang yang bertaubat dari suatu dosa seakan-akan ia tidak pernah berbuat dosa itu sama sekali.”16

Setiap hamba pernah berbuat salah, namun hamba yang terbaik adalah yang rajin bertaubat. Dari Anas, beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
كُلُّ بَنِى آدَمَ خَطَّاءٌ وَخَيْرُ الْخَطَّائِينَ التَّوَّابُونَ
“Semua keturunan Adam adalah orang yang pernah berbuat salah. Dan sebaik-baik orang yang berbuat salah adalah orang yang bertaubat.”17

Orang yang bertaubat akan Allah ganti kesalahan yang pernah ia perbuat dengan kebaikan. Sehingga seakan-akan yang ada dalam catatan amalannya hanya kebaikan saja. Allah Ta’ala berfirman,
إِلَّا مَنْ تَابَ وَآَمَنَ وَعَمِلَ عَمَلًا صَالِحًا فَأُولَئِكَ يُبَدِّلُ اللَّهُ سَيِّئَاتِهِمْ حَسَنَاتٍ وَكَانَ اللَّهُ غَفُورًا رَحِيمًا
”Kecuali orang-orang yang bertaubat, beriman dan mengerjakan amal saleh; maka itu kejahatan mereka diganti Allah dengan kebajikan. Dan adalah Allah maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (QS. Al Furqon: 70)

Al Hasan Al Bashri mengatakan, ”Allah akan mengganti amalan kejelekan yang diperbuat seseorang dengan amalan sholih. Allah akan mengganti kesyirikan yang pernah ia perbuat dengan keikhlasan. Allah akan mengganti perbuatan maksiat dengan kebaikan. Dan Allah pun mengganti kekufurannya dahulu dengan keislaman.”18

Sekarang, segeralah bertaubat dan memenuhi syarat-syaratnya. Lalu perbanyaklah amalan kebaikan dengan melaksanakan yang wajib-wajib dan sempurnakan dengan shalat sunnah, puasa sunnah dan sedekah, karena amalan kebaikan niscaya akan menutupi dosa-dosa yang telah engkau perbuat. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah memberikan sebuah nasehat berharga kepada Abu Dzar Al Ghifariy Jundub bin Junadah,
اتَّقِ اللَّهَ حَيْثُمَا كُنْتَ وَأَتْبِعِ السَّيِّئَةَ الْحَسَنَةَ تَمْحُهَا وَخَالِقِ النَّاسَ بِخُلُقٍ حَسَنٍ
“Bertakwalah kepada Allah di mana saja kamu berada dan ikutkanlah kejelekan dengan kebaikan, niscaya kebaikan akan menghapuskannya dan berakhlaqlah dengan sesama dengan akhlaq yang baik.”19

Semoga Allah menerima setiap taubat kita. Semoga Allah senantiasa memberi taufik kepada kita untuk menggapai ridho-Nya.


Segala puji bagi Allah yang dengan nikmat-Nya segala kebaikan menjadi sempurna.


Footnote:
1 HR. Bukhari dan Muslim no. 2766.
2 HR. Tirmidzi no. 3540. Abu Isa mengatakan bahwa hadits ini ghorib. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits ini shahih.
3 Tafsir Al Qur’an Al ‘Azhim, Ibnu Katsir, 12/138-139, Muassasah Qurthubah.
4 Tafsir Al Qur’an Al ‘Azhim, 12/140.
5 Tafsir Al Qur’an Al ‘Azhim, 12/141.
6 HR. Muslim no. 2758.
7 Al Minhaj Syarh Shahih Muslim, 17/75.
8 Al Minhaj Syarh Shahih Muslim, Yahya bin Syarf An Nawawi, 17/82, Dar Ihya’ At Turots.
9 Al Minhaj Syarh Shahih Muslim, 17/83
10 Idem
11 HR. Bukhari no. 2101, dari Abu Musa.
12 Fathul Bari, Ibnu Hajar Al Asqolani, 4/324, Darul Ma’rifah, Beirut, 1379
13 HR. Abu Daud no. 3641 dan no. 2682.
14 Lihat Tuhfatul Ahwadzi, Muhammad Abdur Rahma Al Mubarakfuri Abul ‘Ala, 7/376, Darul Kutub Al ‘Ilmiyah, Beirut.
15 Lihat Al Amru bil Ma’ruf wan Nahyu ‘anil Munkar, Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah, hal. 15, Mawqi’ Al Islam.
16 HR. Ibnu Majah no. 4250. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits ini hasan.
17 HR. Ibnu Majah, Ad Darimi, Al Hakim. Dikatakan hasan oleh Syaikh Al Albani dalam Misykatul Mashobih
18 Tafsir Al Qur’an Al ‘Azhim, Ibnu Katsir, 10/326-327, Muassasah Qurthubah.
19 HR. Tirmidzi no. 1987. Abu Isa At Tirmidzi mengatakan bahwa hadits ini hasan shahih. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits ini hasan lighoirihi (hasan dilihat dari jalur lainnya). Lihat Shahih At Targhib wa At Tarhib 2655.