Live Economic Calendar Powered by Investing.com - The Leading Financial Portal

Rabu, 29 Mei 2013

Tiga Orang yang Menyesal


Dikisahkan, ada tiga pencari harta karun terperangkap dalam sebuah gua. Tampaknya gua tersebut tertutup rapat, sehingga tidak ada sedikitpun celah yang bisa dilewati cahaya.
Dalam keadaan bingung, terdengarlah oleh mereka suara tanpa rupa. “Wahai kalian bertiga, dihadapan kalian terserak aneka barang. Maka ambillah sebanyak mungkin barang-barang itu. Kalian akan menyesal bila cahaya menerangi gua, sedang kalian belum sempat mengumpulkannya. Tidak ada kesempatan lagi setelah itu”

Ketiganya bertambah bingung dan takut.
Dalam kondisi tak pasti, orang pertama segera mengambil keputusan . Ia mengajak dua temannya agar menuruti seruan suara goib tersebut. “Sebaiknya kita turuti saja seruan tadi. Siapa tau ini adalah harta karun yang kita cari “
Ia pun sibuk memasukkan barang-barang yang berserakan ke dalam kantungnya.
Orang kedua terpengaruh. Walau tampaknya, ia pun memunguti barang yang berserakan. Namun jumlahnya tidak sebanyak orang pertama.
Tidak demikian dengan orang ketiga. Sama sekali ia tidak percaya dengan suara gaib tersebut. Ia malah curiga, jangan-jangan itu jebakan belaka. Akibatnya tak satupun barang yang berhasil ia kumpulkan
Tak lama kemudian.
Tiba-tiba ketiganya berada diruangan luas yang sangat terang. Alangkah terkejut dan kecewanya mereka. Ternyata barang-barang yang harus mereka kumpulkan saat di gua tadi adalah perhiasan berharga ; emas,perak, intan, berlian, permata dan mutu manikam.
Orang pertama terlilhat menyesal. Sebab ia masih sanggup mengambil lebih banyak lagi, namun ia tidak melakukannya.
Orang kedua lebih menyesal lagi. Sebab ia ragu dan sekadarnya saja dalam mengumpulkan perhiasan tersebut.
Yang paling terpukul adalah orang ketiga sebab ia tidak kebagian apa-apa. Saat kedua temannya sibuk berjibaku, ia malah santai-santai saja.
***
Kisah tiga orang pencari harta karun, hakikatnya mengabarkan dua alam kehidupan manusia ; dunia dan akhirat. Kondisi gua analog dengan kehidupan dunia. Saat di dunia, Allah Swt. memerintahkan manusia mengumpulkan sebanyak mungkin amal kebaikan. Namun, tidak semua manusia menuruti. Ada yang bersungguh-sungguh/acuh tak acuh, bahkan mendustakan.
Di akhirat kelak, Allah Swt. membukakan “tabir kegelapan” tersebut. Semuanya jadi terlihat jelas. Manusia menyesal saat melihat amalnya ; ahli ibadah menyesal, orang awam menyesal, pendusta pun menyesal.
Manusia menyesal, mengapa tidak berdzikir kepada Allah, padahal saat di dunia, ia berkesempatan melakukannya. Manusia menyesal mengapa hanya bersedekah seribu padahal ia sanggup bersedekah dua ribu.

Tidak ada komentar: